JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kepala Lembaga Penegak Hukum yang berbasis di Vanimo mengadakan Rapat Komite Intelijen provinsi kemarin dan memutuskan untuk menutup sementara perbatasan untuk melakukan investigasi lebih jauh.
Komandan Polisi Sepik Barat, Moses Ibsagi mengatakan, baku tembak itu meletus akibat bentrokan yang sedang berlangsung antara orang Papua Barat dan Tentara Indonesia.
Angkatan Pertahanan dan polisi PNG mempertahankan keberadaan mereka di sepanjang perbatasan.
Baca juga:Â Perbatasan PNG-Papua Ditutup
Rakyat Papua Nugini yang tinggal di sepanjang perbatasan disarankan untuk menjauh dari perbatasan sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Sementara, dalam sebuah pertemuan komunitas pagi ini, para penduduk desa Wutung di Vanimo telah setuju untuk mengajukan petisi kepada pemerintah agar melihat keadaan mereka untuk memindahkan para pengungsi Papua Barat yang tinggal di tempat mereka, serta desa-desa lain di sepanjang Pantai Barat Vanimo.
Mereka akan bertemu dengan Komite Intelijen Provinsi pada pukul 2 siang hari ini untuk menemukan solusi untuk membuat petisi resmi kepada pemerintah.

Sampai pagi ini, akses melalui jalan darat ke perbatasan telah diblokir oleh penduduk desa, termasuk penutupan perbatasan PNG-Indonesia, menyusul laporan yang belum dikonfirmasi tentang baku tembak pada hari Selasa.
Baca juga:Â Pasukan Keamanan Pasifik Diperlukan Untuk Perdamaian Papua
Sekolah-sekolah di sepanjang jalan menuju perbatasan ditutup, termasuk larangan kepada penduduk desa agar tidak pergi berkebun atau pergi melaut untuk memancing.
Sementara berita terbaru yang dilaporkan EMTV Online berdasarkan laporan warga masyarakat yang tinggal disepanjang jalan ke perbatasan PNG-Indonesia bahwa ada peningkatan jumlah pasukan Indonesia setelah bentrokan dengan pihak bersenjata Papua Barat.
Baca juga:Â Dewan Pers Kecam Pelaku Kekerasan dan Penghalangan Kerja Wartawan
Pertemuan oleh para kepala lembaga penegak hukum di Vanimo telah memutuskan untuk menutup akses ke pasar Batas karena masalah keamanan di perbatasan PNG-Indonesia.
Sementara, Wakil Wali Kota Jayapura, Ir.H.Rustam Saru sebagaimana dilaporkan lintaspapua.com, Rabu (2/10/2019) usai mengunjungi pos lintas batas RI-PNG berharap kepada masyarakat Jayapura yang ingin berkunjung ke RI-PNG untuk bisa melakukan kunjungan ke sana tanpa rasa takut.
Saya menghimbau kepada masyarakat jangan percaya oleh isu yang tidak jelas atau Hoax,” pungkas Wakil Walikota.
Baca juga:Â 1500 Pesan Solidaritas Untuk Papua Diserahkan Kepada Kantor PBB Fiji

Sementara, Kapendam XVII/Cenderawasih Kol.Cpl Eko Daryanto sabagaimana dilaporkan lintaspapua.com membenarkan telah terjadi suara tembakan sebanyak tiga kali oleh kelompok kriminal di wilayah perbatasan pada tanggal 1 Oktober 2019 oukul 06.45.
Namun katanya, berkat penanganan Satgas Pamtas RI PNG Yonif 713/ST, maka suasana di perbatasan tetap kondusif.
Ia mengakui, Poskotis Skuw Satkas Pamtas RI-PNG Yonif 713/St langsung melakukan penyisiran dengan 2 tim ke arah PLBN Skouw menuju perbatasan. Selain darat, dilakukan juga penyisiran melalui udara dengan drone.
Baca juga:Â Dewan Gereja Dunia Menyerukan Anggotanya Berdoa Untuk Situasi di Tanah Papua
Sejak mendengarkan suara penembakan itu terjadi di batas, tidak menimbulkan kerugian secara material maupun personil.
“Suasana di perbatasan sudah aman dan kondusif, tetapi anggota Satgas Pamtas RI-PNG tetap meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi apabila terjadi gangguan kelompok kriminal bersenjata. Langkah yang sudah diambil adalah koordinasi dengan aparat keamanan PNG untuk membantu penyisiran di wilayah PNG. Besok pintu lintas batas segera dibuka bagi masyarakat yang akan melakukan aktivitas di wilayah perbatasan RI-PNG,” tukas Kapendam XVII/Cenderawasih.
Sumber: EMTV Online dan lintaspapua.com
Editor: Elisa Sekenyap