JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Anggota Senat Partai Hijau Australia, Janet Rice menyatakan keprihatinannya terhadap situasi yang dialami masyarakat Papua di Tanah Papua.
“Tentang situasi yang berkembang di #WestPapua; Saya sangat prihatin atas laporan aksi militer oleh pemerintah Indonesia di Papua Barat,” kata Rice pada 27 April 2021 di akun twitternya usai tautkan link penembakan di distrik Beoga, Puncak, Papua.
“Sangat sedih mendengar pernyataan tokoh-tokoh pemerintah Indonesia yang mengabaikan masalah hak asasi manusia.”
Oleh sebab itu, ia mengatakan, Partai Hijau Australia menyerukan kepada Pemerintah Indonesia untuk segera menarik semua pasukan tempur dari Papua Barat.
Pemerintah Indonesia juga harus mengizinkan akses tanpa batas ke PBB, dan pengamat hak asasi manusia yang independen lainnya secepat mungkin.
Selain itu, Rice mendesak kepada Pemerintah Australia agar tidak boleh bungkam saat (semua) ini terjadi.
“Partai Hijau menyerukan pemerintah kami (Australia) untuk berbicara untuk tetangga kami di Papua Barat, dan mengadvokasi hak asasi manusia untuk mencegah kekerasan dan hilangnya nyawa di Papua Barat.”
Thread on this developing situation in #WestPapua:
I am very concerned at reports of military action by the Indonesian government in West Papua. https://t.co/9HppyiqDPk
— Janet Rice (@janet_rice) April 28, 2021
Pernyataan lain disampaikan Ralph Regenvanu, pemimpin oposisi Vanuatu yang mengutip pernyataan Ketua MPR, Bambang Soesatyo, “Tumpas habis dulu. Kita akan membahas masalah hak asasi manusia nanti.”
Pernyataan ini kata Ralph, walaupun sebelumnya lebih dari 80 negara meminta Komisaris Hak Asasi Manusia PBB untuk diizinkan melakukan kunjungan dan penilaian independen.
“Terima kasih Australian Greens atas sikap konsisten Anda @janet_rice.”
Pewarta: Elisa Sekenyap