BeritaOlahragaBegini Klarifikasi Yan Mandenas Soal LPJ Persipura

Begini Klarifikasi Yan Mandenas Soal LPJ Persipura

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Yan Permenas Mandenas, manajer Persipura Jayapura di Liga 2 musim 2022/2023, angkat bicara soal belum serahkan laporan pertanggungjawaban (LPJ) ke sponsor: PT Freeport Indonesia dan Bank Papua.

Melalui rekaman video yang dikirim Humas PSBS Biak, Selasa (22/8/2023), Mandenas mengaku LPJ Persipura sudah disiapkan sejak lama dan akan diserahkan ke dua sponsor itu. Hanya saja, belum diserahkan mengingat padatnya kesibukan selama beberapa waktu terakhir.

“Jadi, untuk LPJ Persipura, sebenarnya sudah siap sejak lama. Soal LPJ, saya sudah bertemu dengan Tony Wenas selaku presiden direktur PT Freeport Indonesia, dan direktur operasional Bank Papua, sudah menyampaikan kepada mereka bahwa LPJ sudah siap, kita akan berikan LPJ pada waktunya nanti karena jadwal kesibukan kita yang cukup padat. Tetapi sebenarnya, itu bukan satu alasan. Soal sponsor itu kan tergantung komunikasi antara pihak Persipura dengan sponsor. Kalau memang pihak sponsor masih memberikan kepercayaan penuh kepada Persipura, pasti mereka akan membuka ruang komunikasi dan membantu. Sama halnya dengan apa yang saya lakukan kemarin setelah dipercayakan sebagai manajer Persipura,” tuturnya.

Baca Juga:  Juara Grup F, Persipani Paniai Laju ke Babak 32 Besar

Mandenas mengklaim belum adanya persiapan dari manajemen tim Persipura bukan karena lambat menyerahkan LPJ ke pihak sponsor.

“Saya kira alasan LPJ itu sebenarnya alasan yang tidak masuk akal. Karena LPJ akan masuk dengan sendirinya pada waktunya, tetapi bagaimana mempersiapkan tim dengan waktu yang mepet menjelang kompetisi Liga 2 yang harus dilakukan oleh [manajemen] Persipura,” ujarnya.

Anggota DPR RI ini mengatakan, manajemen Persipura harus bisa menjalin relasi dan komunikasi yang baik dengan pihak sponsor agar bisa terus mendapatkan kepercayaan penuh.

Oleh karena itu, Mandenas menyarankan, dalam tubuh manajemen tim berjuluk Mutiara Hitam mesti ada yang rela berkorban demi kontinuitas tim untuk tidak selalu bergantung pada dukungan sponsor saja.

Baca Juga:  Derby Papua Tengah Imbang, Siap Tutup Joker di Match Ketiga

“Manajemen Persipura seharusnya berani berkorban [untuk merogoh kocek pribadi] demi operasional tim agar tahapan awal bisa berjalan. Alasan belum mendapatkan sponsor, sehingga belum bisa menyiapkan tim dan tahapan itu tidak logis, apalagi sekarang di era sepak bola modern,” tegasnya.

“Saat ini PSBS Biak sedang melakukan persiapan untuk berlaga di kompetisi Liga 2 musim 2023/2024. Secara finansial, PSBS justru lebih parah dari pada Persipura. Tetapi tergantung manajemen, cari upayanya bagaimana agar tim bisa eksis, minimal dana untuk tahap awal,” kata Mandenas.

Kini Yan Permenas Mandenas dipercayakan sebagai manajer PSBS Biak. Tim berjuluk “Napi Bongkar” yang belakangan mulai populer dengan “Badai Pasifik”, sudah “terbang” ke Bali untuk menjalani program pemusatan latihan.

Baca Juga:  Bekuk Labura Hebat FC, Persipani Tatap Laga Derby Papua Tengah

“Sangat disayangkan kalau manajemen Persipura seperti begitu. Harusnya mereka cari orang-orang berkompeten yang bagus, yang bisa berkomunikasi dengan pihak sponsor, orang yang mau berkorban untuk tim supaya Persipura bisa bangkit kembali. Itu harapan saya,” pungkasnya.

Tinggal menghitung hari kompetisi Liga 2 tahun 2023/2024 bakal segera digulirkan. Berharap Persipura segera bangkit untuk bersiap diri sebelum “baku dapat” dengan dua saudaranya –PSBS Biak dan Persewar Waropen– di kompetisi musim ini.

Sesuai agenda PSSI, kompetisi Liga 2 musim 2023/2024 akan dimulai 10 September 2023.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi Liga 2 menyampaikan berbagai informasi, termasuk soal format kompetisi yang akan diberlakukan di musim ini sesuai keputusan PSSI.

Musim ini, kompetisi kasta kedua sepak bola Indonesia akan diramaikan 28 klub. Peserta kompetisi terbagi 4 grup. Masing-masing grup akan dihuni 7 tim. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Tambang Emas di Kampung Mogodagi Dipertanyakan

0
"Kami mohon pihak penjabat gubernur provinsi Papua Tengah, MRP PT, DPRP, serta Pemda Deiyai dan Dogiyai segera memberi klarifikasi terkait dengan PT Zoomlion Indonesia Heavy Industry yang masuk tanpa izin pemilik hak ulayat warga setempat," ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.