ArsipJokowi Pidato Soal Paniai, Ini Pendapat Franz Magnis-Suseno

Jokowi Pidato Soal Paniai, Ini Pendapat Franz Magnis-Suseno

Minggu 2014-12-28 13:53:15

JAKARTA, SUARAPAPUA.com — Tokoh Katolik, dan Budayawan Indonesia, Romo Franz Magnis-Suseno menilai, pidato Presiden Jokowi, dalam perayaan natal nasional di Jayapura, Papua, terkait penembakan empat pemuda di Paniai sudah baik, walau terlambat disampaikan.

“Saya berpendapat lebih baik terlambat, dari pada tidak sama sekali. Saya kira presiden kita seharusnya bisa memberikan pernyataan setelah penembakan empat pemuda tersebut,” kata Romo Magnis, saat dihubungi suarapapua.com, Minggu (28/12/2014) siang.

 

Menurut Romo Magnis, Presiden Jokowi seharusnya bereaksi sejak awal dan mengambil tindakan, dan meminta penelitian yang lebih detil dan menyeluruh. (Baca: Aparat TNI/Polri Tembak Mati Empat Warga Sipil di Kabupaten Paniai).

 

“Karena penembakan terhadap empat pemuda ini bukan peristiwa yang kecil, dan pertama kali terjadi di Papua, tapi ada peristiwa-peristiwa kekerasan lain yang sudah pernah terjadi,” katanya. (Baca: Lagi, Satu Warga Paniai Tewas Ditembak TNI/Polri; Korban Jadi Lima Orang).

 

Romo Magnis juga berharap, Presiden Jokowi mau melakukan sesuatu untuk mengakhiri konflik kekerasan di Papua, secara khusus di Enarotali, Paniai. (Baca: Pimpinan Gereja Tolak Rencana Presiden Jokowi Hadiri Perayaan Natal di Papua).

 

Terkait tuntutan sejumlah pihak untuk membentuk Komisi Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia (KPP-HAM), mantan Rektor Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara Jakarta, ini mengatakan, hal itu merupakan kewenangan Komnas HAM RI.

 

“Soal KPP-HAM, saya tidak memberikan tanggapan, karena saya bukah ahli disitu, tapi saya dengar itu di Kantor Komnas HAM, tapi saya pikir penembakan di Paniai harus segera diselesaikan,” kata Magnis. (Baca: Ini 5 Nama Korban Tewas, dan 2 Korban Luka Kritis di Paniai).

 

Sebelumnya, Romo Magnis juga menulis surat di The Jakarta Post terkait peristiwa penembakan empat pemuda di Paniai yang tidak mendapatkan respon dari Presiden Jokowi. (Baca: Jokowi Sesalkan Peristiwa Kekerasan di Kabupaten Paniai).

 

“Dengan mengabaikan pembunuhan lima warga dan 21 warga luka-luka di Paniai oleh aparat keamanan 10 hari yang lalu, presiden telah menunjukkan bahwa dia tak ambil pusing terhadap nyawa warga Papua,” tulis Romo Magnis, Selasa (23/12/2014) lalu.

 

“Dengan Jokowi hanya ikut merayakan Natal di sana, kondisi ini tidak akan berubah,” lanjutnya. (Baca: Presiden Jokowi Temui Benny Giay dan Sejumlah Pimpinan Gereja Sebelum ke Papua)

 

Romo Magnis juga menilai, Presiden Jokowi telah gagal membuktikan bahwa Jakarta benar-benar menganggap rakyat Papua sebagai warga negara Indonesia dan sebagai manusia. (Baca: Andi Widjajanto: Presiden Sengaja Memilih Diam soal Kasus Paniai)

 

“Jokowi masih menganggap ini adalah kejadian biasa. Seperti pemerintah sebelum-sebelumnya, ia tak melaksanakan investigasi serius terhadap kekejaman yang dilakukan aparat keamanan di sana,” katanya. (Baca: Jokowi Berkeinginan Dialog Dengan Masyarakat Papua).

 

“Hanya kurang dari dua bulan masa kerja bagi pemerintahan Presiden baru ini, Jokowi menunjukkan bahwa dia hanyalah seorang politisi yang mengincar kekuasaan seperti pemerintah-pemerintah yang lain sebelumnya,” ujar Romo Magnis.

 

Baca: #PANIAIBERDARAH

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

0
“Kami bersama AMAN Sorong Raya akan melakukan upaya-upaya agar Perda PPMHA  yang telah diterbitkan oleh beberapa kabupaten ini dapat direvisi. Untuk itu, sangat penting semua pihak duduk bersama dan membicarakan agar Perda PPMHA bisa lebih terarah dan terfokus,” ujar Ayub Paa.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.