ArsipMahasiswa Uncen Minta Yason Ngelia dan Klaos Pepuho Dibebaskan

Mahasiswa Uncen Minta Yason Ngelia dan Klaos Pepuho Dibebaskan

Senin 2014-08-18 22:11:45

PAPUAN, Jayapura — Puluhan mahasiswa Universitas Cenderawasih, yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat Papua (GempaR), siang tadi, meminta aparat Kepolisian Resort Kota (Polresta) Jayapura untuk membebaskan kedua rekan mereka, Yason Ngelia dan Klaos Pepuho yang kini ditahan.

“Mereka ditahan atas laporan polisi yang pernah dibuat oleh lembaga Uncen, kami dengar ada upaya dari lembaga untuk bebaskan mereka, tapi Kapolresta acuh tak acuh dengan permintaan tersebut, sehingga mereka masih ditahan,” kata Frits Kiriho, juru bicara mahasiswa kepada wartawan.

 

Menurut Kiriho, surat laporan Polisi yang dibuat pembantu dekan I, Melyana Pugu, dalam persoalan pengrusakan fasilitas kampus saat demo mahasiswa sebenarnya sudah tidak relevan lagi dipakai untuk menahan rekan mereka.

 

“Kami tahu Polisi beralasan saja, mereka mau membunuh semangat mahasiswa, dan demokrasi di Kampus, sehingga menahan dua rekan kami, ini cara-cara kuno yang dilakukan aparat,” tegasnya.

 

Menurut mahasiswa Fisip Uncen ini, ia dan rekan-rekannya akan tetap melakukan aksi demonstrasi menuntut pertanggung jawaban lembaga agar kedua rekan mereka bisa dibebaskan.

 

“Selama mereka tidak dibebaskan, kami akan terus melakukan aksi demonstrasi, sampai lembaga buka mata, itu tekad dan komitmen kami saat ini,” tegasnya.

 

Menurut Kiriho, tiap persoalan yang terjadi di dalam kampus Uncen seharusnya diselesaikan melalui mekanisme internal, bukan seenaknya mengadukan kepada aparat kepolisian sehingga terjadi penangkapan.

 

“Sepertinya lembaga Uncen tidak punya wibawa, aparat kepolisian dengan mudahnya melakukan intervensi terhadap persoalan internal, ini sangat tidak dibenarkan.”

 

“Kampus memunyai otonomi, itu harus dihargai oleh aparat kepolisian. Kepada lembaga juga agar tidak terus mengundang aparat masuk ke kampus,” tambahnya.

 

Sementara itu, Benny Hisage, salah satu rekan Yason dan Klaos menuturkan, aksi yang digelar GempaR pada 15 Agustus 2014 lalu tidak ada kaitannya dengan persoalan internal mahasiswa yang buat kedua rekan mereka ditahan.

 

“Kami aksi kutuk perjanjian New York 1962, kaget-kaget begini aparat tangkap Yason dan Klaos, kemudian kembali tarik masalah yang lalu, ini sangat tidak logis dan memalukan,” tegasnya.

 

Benny mengatakan, selama kedua rekan mereka belum dibebaskan, mahasiswa akan terus melakukan aksi protes di depan kampus Uncen agar kedua rekan mereka bisa segera dibebaskan.

 

"Mereka ditangkap bukan sebagai aktivis GempaR, tapi mereka ditangkap karena persoalan internal lembaga Uncen, karena itu kami akan terus menuntut pertanggung jawaban lembaga Uncen," tegasnya.

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Hari Konsumen Nasional 2024, Pertamina PNR Papua Maluku Tebar Promo Istimewa...

0
“Kami coba terus untuk mengedukasi masyarakat, termasuk para konsumen setia SPBU agar mengenal Pertamina, salah satunya dengan menggunakan aplikasi MyPertamina sebagai alat pembayaran non tunai dalam setiap transaksi BBM,” jelas Edi Mangun.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.