Rabu 2016-01-20 10:02:09
WAMENA, SUARAPAPUA.com — Gedung Gereja Baptis Yomaima, Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu (20/1/2016) diresmikan Ketua Badan Pelayan Pusat Gereja-Gereja Baptis Papua (PGBP), Pendeta Duma Socrates Sofyan Yoman.
Ibadah peresmian yang berlangsung penuh khidmat, Pdt. Yoman dalam kotbahnya mengangkat kisah tentang pengakuan Petrus.
Yesus bertanya, “Siapakah anak manusia itu?” Murid-muridNya berkata sesuai pemahaman. Para murid tersebut tidak mengenal Yesus yang sebenarnya meski selalu bersama sama denganNya. Makan bersama, tidur bersama dan jalan bersama, namun murid-muridNya tak mengenal Ia seutuhnya.
“Tuhan perintahkan kepada Petrus bahwa engkau akan mendirikan jemaat diatas batu karang ini. Ya, jemaat membangun gedung Gereja dengan jerih payah, tidak sia-sia,” ujar Yoman.
Sebelum pengguntingan pita, Pendeta Sofyan mengatakan, “Dengan resmi hari ini saya membuka Gereja Baptis Yomaima. Ini hasil dari segala jerih payah gembala, majelis dan jemaat, sehingga gedung gereja ini dibangun.”
Sofyan juga mengajak para gembala-gembala agar harus menjaga domba-dombaNya yang akan menggunakan gedung Gereja nan indah ini.
Di akhir acara peresmian, Pendeta Yoman mengatakan, pekerja Gereja harus berkualitas. Artinya, tingkat pendidikan, pemahaman tentang Injil, menggali firman Tuhan sesuai dengan historis latar belakang yang ada.
“Dari situ barulah direlevankan dengan kondisi riil hari ini. Jadi, tergantung kualitas para gembala atau para pekerja gereja dan pemimpin gereja. Apakah mereka konsisten atau tidak, itu masalah,” tuturnya.
Diharapkan, pemimpin Gereja harus memiliki iman yang baik, kualitas intelektual yang baik, kualitas moral yang baik, dan gaya hidup jemaat itu sendiri.
“Untuk mengubah kebiasaan jemaat itu butuh waktu yang panjang,” tegasnya.
Yoman juga mengajak segenap warga jemaat Baptis harus hidup disiplin, sesuai dengan ajaran-ajaran Tuhan dan harus konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
“Firman Allah itu suatu undang-undang. Satu aturan yang membuat orang bermoral, beretika dan punya iman serta hidup yang layak maupun hidup yang perbaharui,” tandasnya.
Kepada para gembala dan hamba-hamba Tuhan, ia minta agar menggali firman Tuhan secara baik , terjemahkan dengan baik, dan relevankan dengan situasi yang ada di jemaat.
“Gereja adalah benteng terakhir untuk melindungi jemaat,” ujar Yoman.
“Harapan saya, jemaat bertumbuh, gembala majelis harus menjaga domba-domba yang tersisa ini dengan baik, karena domba-domba di Papua sudah mulai habis. Mereka ini harus dilindungi dan gembalakanlah dengan baik-baik, agar jemaat ini harus bertumbuh dengan baik,” pesan Yoman.
Editor: Mary
DIUS KOGOYA