Rabu 2013-06-12 10:53:30
PAPUAN, Jayapura— Aparat Kepolisian Resort Kota Jayapura, Papua, berhasil membubarkan aksi demonstrasi damai yang digelar mahasiswa Universitas Cederawasih (Uncen) Jayapura, di depan Gapura Kampus Uncen, Papua, siang, Rabu (12/6/2013).
Aksi tersebut digelar untuk memberikan dukungan penuh kepada para pemimpin negara-negara Melanesia untuk memasukan Papua dalam MSG, yang akan dibahas dalam KTT di Kanaky, pertengahaan Juni mendatang.
“Memang polisi sudah berhasil memukul mundur aksi yang kami lakukan pada hari ini, menurut kami ini merupakan proses yang baik dan perlu apresisasi kepada aparat karena dengan cara seperti ini membuat proses penyelesaian soal status Papua barat ini dipercepat,†kata Kordinator Aksi, Yason Ngelia.
Ngelia mengatakan, mahasiswa Uncen memberikan dukungan penuh kepada para pemimpin negara-negara Melanesia yang sudah menerima Papua sebagai keluarganya.
Sebab, hal tersebut merupakan langkah yang sangat posistif, karena ternyata masalah Papua ini belum tuntas secara utuh, baik dari sisi Hak Asasi Manusia, Ekonomi, kesejahteraan maupun segi lainnya.
Sehingga, dengan kesempatan ini masalah Papua boleh dibahas bersama disana agar diketahui oleh seluah masyarakat Melanesia dan mencari jalan keluar bersama oleh seluruh pemimpin negara-negara Melanesia.
Selain memukul mundur aksi mahasiswa, aparat juga menahan beberapa motor mahasiswa, dan termasuka berusaha menangkap beberapa massa aksi.
"Polisi juga mau menangkap saya. Perintah untuk menangkap saya langsung dilakukan oleh Kabab Ops Polresta Jayapura, dengan memancing saya untuk bernegosiasi tetapi saya berhasil menghindar dan tidak jadi tangkap saya,†jelas Ketua BEM FISIP ini.
Kemudian mahasiswa melarikan diri ke lingkungan kampus lalu berkumpul tepat di tanjakan pertigaan jalan menuju ke kampus FKIP jurusan Penjaskes, Polisi juga terus menunggu mahasiswa di depan gapura Uncen.
"Sekitar 12.45 Wit kami berdoa lalu membubarkan diri dengan tenang dari kampus," kata Ngelia.
Patauan suarapapua.com, selain memukul mundur mahasiswa, aparat juga menyita sebuah spanduk, dan beberapa kertas yang terdapat gambar bendera Bintang Fajar, atau bendera negara Papua Barat.
ARNOLD BELAU