ArsipIn Memoriam of Arnold C. Ap: Bernyanyi Untuk Hidup

In Memoriam of Arnold C. Ap: Bernyanyi Untuk Hidup

Senin 2014-04-28 14:50:45

PAPUAN, Jayapura — Bertempat di depan Museum Budaya Uncen, Abepura, Jayapura, Sabtu (26/4/2014) kemarin, Solidaritas Mahasiswa Peduli Budaya Papua (SMPBP) mengelar aksi panggng budaya memperingati 30 tahun meninggalnya budayawan terkenal Papua, Arnold Clemens Ap.

Pantauan suarapapua.com, acara dengan tema “BudayaKu, Jati DiriKu (Spirit Nasionalisme)” dihadiri oleh ratusan simpatisan dari berbagai suku di tanah Papua. Semua yang hadir, bertekad mengenang kembali perjuangan dan kehidupan Arnold C. Ap, yang juga pencetus dan vocalis Group Mambesak.

Kordinator Acara, Samuel Wamsior mengatakan, jika ada yang lebih baik dari sebuah kebebasan, maka semua orang Papua akan mencarinya.

“Akan ada masa, dan tidak lama lagi Budaya Papua akan sangat berarti dari yang diharapkan. Nilai yang akan dibayar lunas dan tuntas dengan segudang apatisme dan pengabaian, terhadap semua pelepasan jati diri anak bangsa yang mengaku sebagai pewaris tunggal tanah ini, Tanah Papua.”

“Padahal perlu diketahui, bahwa untuk menghancurkan peradaban suatu bangsa adalah dengan menghilangkan nilai-nilai kebudayaannya. Ingat! Namun tersadar kini kami berada di generasi yang berbeda, dan itu bukan salah salah penghalang, melainkan untuk menyatakan bahwa sa, ko, tra kosong dan tong bisa, dengan tong pu cara untuk melestarikan tong pu jati diri,” tegas Samuel.

Sementara itu, Wiliam Kirya, mantan personil vocal group Mambesak mengatakan, ketika mempersatukan masyarakat Papua dengan budaya yang bercampur, mampu bertahan dan dikenang hingga sekarang.

“Tanggal 26 April 1984 merupakan cerita akhir dari Alm. Arnold C. Ap, namun sampai saat ini dengan karya-karyanya telah melekat dalam semua insane manusia Papua.”

“Group Mambesak dengan lagunya masih terus mengalun indah di Tanah Papua di tengah arus modernisasi, sebagai bukti bahwa karyanya akan terus bertahan . Alm. Arnold C. Ap ketika mempersatukan masyarakat Papua dengan budaya yang bercampur semangat nasionalisme saat itu, mampu bertahan dan dikenang hingga sekarang.”

“Kami yakin pula, jika kami bersama dengan beliau (Arnold C. Ap) saat itu, tentu kami yang akan duduk bersama, bercerita, bernyanyi untuk tetap melestarikan budaya Papua hingga sekarang ini,” tambah Wiliam.

Dalam memperingati 30 Tahun meninggalnya Arnold C. Ap, dihadiri juga oleh ketua  Komunitas Rasta Kribo, Teri Pigai, dan orasi dari masing-masing  suku, serta pementasan drama dari suku Mee, tarian dari suku Biak, tarian suku Dani dan orasi BEM tiap kampus yang ada di kota Jayapura.

Kegiatan yang dilaksanakan di halaman Museum Uncen Jayapura ini dimulai pada pukul 08:00 dan berakhir pada 18:00 WPB. Massa kemudian membubarkan diri dengan tenang.

AGUS PABIKA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.