JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Dua partai oposisi utama di Kepulauan Solomon telah mencapai kesepakatan koalisi ketika mereka bersaing dengan partai mantan Perdana Menteri Manasseh Sogavare untuk membentuk pemerintahan, setelah pemilihan umum yang tidak menghasilkan pemenang yang jelas.
Sebagaimana laporan Reuters yang disiarkan RNZ Pacific bahwa Pemilu minggu lalu adalah yang pertama sejak Sogavare menandatangani pakta keamanan dengan Tiongkok pada tahun 2022, mengundang polisi Tiongkok ke kepulauan Kepulauan Pasifik dan mendekatkan negara ini dengan Beijing.
Pemilu ini diawasi oleh Cina, Amerika Serikat, dan negara tetangga Australia karena berpotensi berdampak terhadap keamanan regional.
Hasil pemilu pada hari Rabu menunjukkan Partai Our Party pimpinan Sogavare memenangkan 15 dari 50 kursi di parlemen, dua kursi lebih banyak daripada koalisi CARE. Partai-partai independen dan partai-partai kecil meraih 15 kursi, dan merayu partai-partai independen akan menjadi kunci untuk meraih 26 kursi yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah pemerintahan.
Pada hari Sabtu, koalisi CARE yang terdiri dari Partai Demokratik Kepulauan Solomon pimpinan Matthew Wales, U4C, dan Partai Aliansi Demokratik pimpinan mantan Perdana Menteri Rick Houenipwela, mencapai kesepakatan dengan partai oposisi terbesar kedua, Partai Bersatu pimpinan Peter Kenilorea Jr, untuk membentuk sebuah koalisi dengan 20 kursi.
Houenipwela mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok-kelompok tersebut belum memutuskan pemimpin partai mana yang akan dicalonkan sebagai kandidat perdana menteri.
“Kelompok kami menanggapi tangisan dan keinginan rakyat kami untuk merebut kembali Kepulauan Solomon dan mengembalikan kepercayaan pada kepemimpinan dan pemerintahan negara kami,” kata koalisi tersebut dalam sebuah pernyataan.
Sogavare mengatakan pekan lalu bahwa partainya mendapat dukungan dari dua partai kecil dan akan merayu para calon independen.