ArsipJhon Djonga: Konferensi JAII Harus Bicara Masalah Mendasar di Papua

Jhon Djonga: Konferensi JAII Harus Bicara Masalah Mendasar di Papua

Rabu 2014-05-21 13:58:30

PAPUAN, Jayapura — Pater Jhon Djonga, salah satu tokoh agama terkemuka di tanah Papua mengatakan, konferensi Jaringan Antar Interiman (JAII) ke-VI yang digelar di Jayapura, Papua, harus membicarakan masalah-masalah Papua yang paling mendasar dari berbagai lini kehidupan.

“Ini kegiatan besar dan luar biasa yang difasilitasi oleh Interfiedi, dari segi materi-materi yang disampaikan memang sangat baik, tapi saya lihat dalam pembahasannya belum banyak membicarakan masalah-masalah Papua yang paling mendasar dan substansial,” tegas Pater Jhon, kepada suarapapua.com, Selasa (20/5/2014).

Dikatakan, yang dibahas sejak hari pertama hingga hari kedua hanya berkaitan dengan tema-tema umum, dan sama sekali belum menyentuh situasi Papua yang sebenarnya, dan diharapkan oleh orang Papua.

‘Dalam dialog tidak ada orang Papua diberikan ruang untuk menyampaikan persoalan secara mendasar. Saya senang dengan gagasan dialog transformati, saya pikir seluruh hati dan pikiran masyarakat bangsa Papua soal dialog harus diakomodir.”

“Saya sendiri ikuti sejak awal soal Papua, memang bagaimanapun syarat utama pahami Papua harus dialog, kalau mau kokoh, luhur, harus dialog. Fokus konferensi ini harus mendorong supaya dialog terjadi di semua lini kehidupan. Tadi ada yang bicara soal Ekosob, bagiamanapun juga, hutan emas, dan semua sudah mau habis, bahkan manusia juga sudah mau habis,” tegasnya.

Dikatakan, ia tidak tahu kenapa pemerintah pusat takut alergi dengan kata dialog, sebab menurutnya hanya orang yang tidak bermartabat yang tidak mau berdialog.

“Presiden RI yang notabene jenderal, kemudian takut dengan dialog, maka beliau bisa saya katakan tidak bermartabat. Kalau pemerintah juga takut dan tidak mau dialog, maka ini negara yang tidak bermartabat,” tegasnya.

Apalagi, lanjut Pater, dalam pernyataan Almarhum Muridan Widjojo, dialog itu tidak membunuh siapapun, dan tidak sengsarakan siapapun di Papua, maupun Jakarta.

“Saya lihat saat ini Sumber Daya Alam (SDA), baik tanah, hutan, dan hasil-hasil laut telah di kuras habis bukan untuk kesejahteraan masyarakat Papua, tapi untuk kepentingan orang-orang rakus, termasuk untuk pemerintah pusat,” katanya.

Jadi, tambah Pater Jhon, dialog Jakarta dan Papua adalah kebutuhan sangat emergency dan mendesak, maka harus segerara dilaksanakan melibatkan berbagai stakeholder di tanah Papua.

“Saya pikir SBY sudah berjanji, dan menyampaikan bahwa siap untuk dialog, tapi sampai akhir massa jabatannya menjadi tidak jelas dan kabur sampai detik, ini sangat kami sayangkan,” tegas Pater.

Harapan Pater Jhon, konferensi JAII ke-VI yang digelar dengan melibatkan semua pemuka-pemuka agama di Indonesia, bukan hanya membicarakan masalah Papua yang dipermukaan, tapi benar-benar membicarakan masalah paling mendasar yang diharapkan banyak orang.

“Minimal rekomendasi-rekomendasi yang diberikan diakhir acara ini dapat membantu penyelesaiaan persoalan Papua, agar pemerintah buka mata dan hati melihat jeritan kita, terutama yang ada di kampung-kampung,” tegas Pastor berdarah Flores yang telah lama tinggal, dan menjadi orang Papua ini.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.