ArsipPersipura Tak Beruntung Dalam Adu Penalti Laga Final ISL 2014

Persipura Tak Beruntung Dalam Adu Penalti Laga Final ISL 2014

Sabtu 2014-11-08 08:53:15

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Tim Persipura Jayapura kalah adu penalti pada laga final Indonesia Super League (ISL) 2014 di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Jumat (7/11/2014) malam. Kemenangan tahun ini milik Persib Bandung.

Persib menang 5-3 melalui drama adu penalti. Lima eksekutornya, Makan Konate, Ferdinand Sinaga, Tony Sucipto, dan Supardi Nasir sukses mengoyak jala gawang Persipura yang dikawal Dede Sulaiman.

 

Di kubu Persipura, minus Nelson Alom, tiga penendang sebelumnya, Boaz Theofilus Erwin Solossa, Yohanes Ferinando Pahabol dan Robertino Pugliara berhasil mencetak gol pinalti. (Baca: Gagal Cetak Gol, Nelson Alom Minta Maaf)

 

Tim Maung Bandung, julukan Persib Bandung, meraih kemenangan dalam drama adu penalti setelah waktu normal hingga babak extra time bermain imbang 2-2.

 

Kegagalan tim Mutiara Hitam, julukan Persipura Jayapura, duka bagi warga Papua maupun seluruh penggemarnya di Indonesia.

 

Namun, kalah dan menang, hal biasa dalam sebuah kompetisi.

 

Pengamat sepakbola Papua, Fernando Fairyo, berpendapat, menang dalam adu penalti merupakan sebuah keberuntungan.

 

“Faktor keberuntungan saja bagi Persib. Sedangkan Persipura tidak siap hadapi drama adu penalti,” ujarnya, Sabtu pagi.

 

“Kita semua saksikan di layar televisi, kekalahan Persipura tadi malam memang sangat menyedihkan karena kalah adu pinalti. Padahal selama 120 menit di lapangan hijau, Boaz Solossa Dkk bermain baik, bahkan mampu meladeni Persib yang unggul jumlah pemain,” tutur mantan striker Persipura era 90-an ini.

 

“Tetapi semua sudah berlalu, Persipura kalah, tidak perlu disesali. Mungkin baik jika kekalahan tersebut dievaluasi kembali,” harap Fernando Fairyo.

 

Ingin mempertahankan juara, Persipura di laga final tampil habis-habisan. Tak terkecuali lawannya, Persib Bandung.

 

Persipura lebih dulu mencetak gol ke gawang Persib melalui sepakan Ian Louis Kabes pada menit ke-5.

 

Mengejar ketertinggalan, Persib meningkatkan intensitas serangannya ke jantung pertahanan Persipura.

 

Jual beli serangan berlangsung selama 40 menit hingga terjadi kemelut di area terlarang Persipura. Gawang Dede Sulaiman bobol setelah bola menyentuh badan Imanuel Wanggai.

 

Gol bagi Persib tercipta setelah beberapa menit sebelumnya Persipura kehilangan sang benteng, Bio Paulin Pierre yang diusir wasit Prasetyo Hadi. Bio diganjar kartu merah karena akumulasi dua kartu kuning di laga pamungkas ini.

 

Hingga turun minum, skor imbang 1-1.

 

Di babak kedua, Persib masih dengan kekuatan penuh, sedangkan Persipura hanya 10 pemain, silih berganti menyerang untuk mencetak gol.

 

Muhammad Ridwan membawa Persib unggul di menit 53. Gol diciptakan dari ruang tembak sempit setelah mendapat bola sodoran dari Firman Utina. 2-1, Persib memimpin.

 

Pemain Persipura tak patah semangat. Mengejar ketertinggalan, coach Mettu Dwaramuri memasukan Feri Pahabol pada menit 69. Masuknya Pahabol sangat tepat, ia bahkan berandil besar bagi Boaz mencetak gol kedua di menit 79.

 

Gol penyama Persipura lahir dari kerja sama Pahabol dan Pugliara, sebelum Boaz dengan leluasa mendaratkan si kulit bundar ke dalam jala gawang Persib.

 

Skor 2-2 bertahan hingga wasit Prasetyo Hadi meniup peluit panjang tanda babak kedua berakhir.

 

Pertandingan dilanjutkan dengan extra time. Selama 2×15 menit, tak ada gol dari kedua tim.

 

Drama adu penalti mengakhiri laga puncak kompetisi sepakbola ISL musim 2014.

 

MARY

Terkini

Populer Minggu Ini:

ULMWP: Aneksasi Papua Ke Dalam Indonesia Adalah Ilegal!

0
Tidak Sah semua klaim yang dibuat oleh pemerintah Indonesia mengenai status tanah Papua sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena tidak memiliki bukti- bukti sejarah yang otentik, murni dan sejati dan bahwa bangsa Papua Barat telah sungguh-sungguh memiliki kedaulatan sebagai suatu bangsa yang merdeka sederajat dengan bangsa- bangsa lain di muka bumi sejak tanggal 1 Desember 1961.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.