ArsipGaji dan Insentif Tak Dibayarkan, Guru-Guru di Wamena Ancam Mogok

Gaji dan Insentif Tak Dibayarkan, Guru-Guru di Wamena Ancam Mogok

Kamis 2015-11-19 10:00:50

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Sejumlah guru di kota Wamena, Papua, mendatangi Kantor Distrik Wamena kota, karena kecewa atas ulah bendahara distrik yang tidak membayarkan insentif dan gaji dengan baik.

Berdasarkan pantauan suarapapua.com, para guru yang terdiri dari guru Taman Kanak-kanak (TK) hingga SMA ini memadati kantor distrik Wamena Kota, namun karena tidak ada petugas yang menemui mereka, para guru langsung melakukan aksi ke bank Papua Wamena untuk menemui bendahara distrik yang sedang berada di bank Papua.

 

Sejumlah guru yang berada di halaman bank Papua menuntut supaya Kepala Distrik Wamena Kota dan bendaharanya diganti, supaya persoalan yang selama ini terjadi bisa terselesaikan.

 

“Kami minta mereka tidak usah di distrik Wamena Kota. Mereka jarang ada juga di kantor distrik mo,” teriak guru-guru yang memadati bank Papua itu.

 

Dabi Paulus Marian, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi guru-guru di Wamena Kota mengatakan, pihaknya mengalami persoalan yang mendasar, yaitu pembayaran gaji tidak sesuai dengan waktu yang harus dibayarkan, padahal tugas dan tanggungjawab sangat berat.

 

Bahkan, kata Marian, guru-guru lain di distrik pinggiran kota Wamena gajinya dibayarkan sesuai dengan waktu dan tidak ada pemotongan. Termasuk insentif mereka dapat sesuai waktu penerimaan.

 

“Kami guru-guru di kota gajinya saja terima terlambat dan ada pemotongan, termasuk insentif tahap ketiga sudah molor yang seharunya terima pada bulan September, tetapi hingga bulan ini (November) kami belum terima. Padahal guru-guru di distrik lain sudah terima bulan September,” ujar Marian.

 

Lanjut Marian, guru-guru juga menyesalkan bendahara sekarang, pasalnya bendahara sebelumnya melakukan pembayaran sesuai waktu dan lancar. 

 

“Gaji kami terima bersih, karena urusan kredit di bank diselesaikan oleh bendahara. Sekarang pemotongan kredit dari bank langsung ditagih ke guru-guru dan ini menyulitkan sekali. Jadi, kami minta bendahara distrik dan kepala distrik Wamena Kota harus diganti,” tegas Marian.

 

Ia juga mengakui, persoalan yang terjadi saat ini sudah berlangsung lama, terutama ketika semua gaji dan insentif dialihkan ke bendahara distrik.

 

“Kami ketika tanya, bendahara selalu bilang ada kesalahan data di keuangan dan itu jawaban yang selalu disampaikan pada kami. Ketika kami ke keuangan, mereka sampaikan dana sudah cairkan tanggal satuan, jadi yang jadi soal di distrik,” pungkasnya.

 

Yang disesalkan, lanjut Marian, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Jayawijaya tidak pernah melakukan fungsi kontrol atas persoalan tersebut.

 

“Padahal persoalan ini sudah terjadi sejak lama dan terus terjadi setiap bulan, ini yang kami sesalkan,” katanya.

 

Hal serupa disampaikan, Anthon Walilo, salah satu guru SMA YPK Wamena. Menurutnya, Dinas P dan P tak pernah menegur pihak distrik, sehingga persoalan ini terus berlarut-larut terjadi tanpa ada penyelesaian, terutama dana insentif.

 

“Saya mau bilang, Dinas P dan P lepas tangan begitu. Mereka tidak ada kontrol dan desakan ke Pemda Jayawijay atau ke distrik Wamena Kota,” ujar Walilo.

 

Kedepan, jika tidak ada tanggapan, ia tegaskan, pihaknya akan melakukan mogok mengajar di setiap sekolah.

 

“Kami akan lakukan mogok jika tidak ada tanggapan. Ini yang diharapkan dan harus dimogokkan. Bendahara yang tidak jelas seperti ini harus diganti bersama dengan kepala distrik, karena tidak kompeten,” tegasnya.

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.