Rabu 2016-02-24 21:26:25
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Bertempat di asrama Mimika, Perumnas II Waena, Jayapura, Papua, Senin (23/6/2016) dilangsungkan kegiatan diskusi panel dengan tema ‘Menelusuri KLB Mbua Dari Multi Dimensi Sosial’ dari Solidaritas Korban Jiwa Luar Biasa (SKJLB) wilayah Mbua, Kabupaten Nduga, Papua.
Diskusi tersebut telah menghasilkan satu rekomendasi yaitu meminta semua pihak segera membentuk tim investigasi independen.
“Kami minta segera insvestigasi secara independen secara khusus untuk kasus Mbua yang merenggut puluhan nyawa manusia dan pula ratusan hewan. Karena kasus di Mbua sudah dianggap gagal dituntaskan oleh berbagai pihak,” kata sekretaris SKLJB, Soleman Itlay, kepada suarapapua.com di Waena.
Menurutnya, dengan memberikan teguran kepada berbagai pihak baik pemerintah Kabupaten Nduga, Pemprov Papua, maupun lembaga-lembaga yang berhubungan langsung agar melihat kasus kematian di Mbua dan dapat diselesaikan.
“Pokoknya dari pihak mana saja, kami harapkan agar kasus di Mbua bisa diungkap dengan cepat,” tegasnya.
Sementara itu, Aren Tabuni, anggota SKJLB Mbua juga mendesak agar secepatnya dibentuk tim Investigasi Independen, agar mengungkap faktor penyebab kematian puluhan manusia dan ratusan hewan di wilayah Mbua.
“Pihak pemerintah daerah, Provinsi, DPRD dan DPRP sudah tidak mampu menyelesaikan kasus yang mematikan puluhan manusia dan hewan lainnya. Jadi, harus cepat buat tim independen untuk ungkap penyebabnya,” tegas Tabuni.
Dalam kegiatan itu dihadiri oleh beberapa pemateri diantaranya, tim investigasi mahasiswa, Pdt. Dr. Benny Giay, Kepala Dinas Kesehatan drg. Aloysius Giyai, akademisi Uncen, Marinus Yaung, pemerhati HAM, Matius Murib dan tokoh perempuan Mama Fintje Yarangga.
DELPIERO GOBAI