ArsipKapolres Keerom: Penyerempet Tujuh Murid SD di Keerom Tidak Mabuk

Kapolres Keerom: Penyerempet Tujuh Murid SD di Keerom Tidak Mabuk

Rabu 2016-04-27 10:16:16

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pelaku penyerempet tujuh murid SD YPPK Dunumamoy Arso Kota, Keerom, Papua, pada tanggal 21 April 2016 tidak mabuk. Hanya saja ada dugaan ada masalah keluarga yang sedang dihadapinya, sehingga membuat pelaku tidak fokus menyetir mobil. Akibatnya terjadi insiden yang menyerempet tujuh siswi. 

“Kami kepolisian berpengalaman dalam penanganan kasus-kasus yang seperti ini. Pelaku saat mengendarai kendaraan tidak dalam keadaan mabuk. Kami kepolisian yang tahu persis. Cuman saya pikir dia sedang dalam masalah dalam keluarga. Jadi, pada saat dia bawa kendaraan, tidak sadar dan tidak fokus,” jelas Kapolres Keerom, AKBP Marison Hamonangan Tober Sirait kepada suarapapua.com, Senin (24/4/2016) di Mapolres Keerom, Papua.

 

Saat ditanya tentang adanya permintaan maaf dari keluarga pelaku kepada pihak keluarga korban, Kapolres mengaku belum tahu akan adanya hal itu. Namun kata dia, saat ini pelaku sudah ditahan di Polres Keerom dan kasusnya sedang didalami.

 

“Pelakunya sudah kami tahan di Polres Keerom. Kasusnya pun kami sedang dalami. Kalau kabar ada keluarga pelaku sudah minta maaf itu saya belum tahu,” ujar Tober.

 

Sementara itu, seperti dilansir Jubi pada edisi 24 April lalu, Bobirus Jikwa, suami dari orang yang menyerempet tujuh siswi ini melalui rilisnya yang dikirimkan ke redaksi Jubi, Minggu (24/4/2016) mengaku sudah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan para orang tua tujuh siswi untuk menjalani perawatan yang lebih intensif sampai sembuh.

 

“Pertama-tama saya bersama istri dan keluarga mengucapkan terima kasih atas perhatian seluruh masyarakat atas musibah yang menimpa saya bersama istri dan keluarga beserta seluruh korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada Kamis, 21 April 2016,” tulis Bobirus Jikwa.

 

Bobirus yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua, bersama istri dan keluarga melalui rilis tersebut menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan keprihatinan yang mendalam kepada semua anak-anak dan keluarga yang tertimpa musibah kecelakaan ini.

 

“Kami siap bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah ini secara hukum maupun kekeluargaan terhadap semua korban dan keluarganya masing-masing,” tulisnya.

 

 

Tidak Benar Dalam Keadaan Mabuk

 

Berkaitan dengan pemberitaan media online, yang menyebutkan istrinya dalam keadaan mabuk, Bobirus menegaskan bahwa berdasarkan keterangan istrinya, pada saat kejadian atau sebelumnya, istrinya tidak dalam pengaruh alkohol atau narkoba.

 

“Istri saya siap untuk diperiksa lebih intensif oleh aparat yang berwenang untuk membuktikan kebenarannya. Karena hinga saat ini pun belum dilakukan tes urine oleh pihak yang berwajib,” tulis Bobirus.

 

Ia meminta semua pihak untuk tidak membesar-besarkan musibah ini tanpa didukung oleh fakta sebenarnya. Ia berharap masyarakat memberikan kesempatan pada pihak berwajib untuk menyelidiki dan menuntaskan penyelidikan kecelakaan lalulintas ini sampai selesai.

 

“Kami sekeluarga pun akan terus berupaya untuk berkoordinasi degan pihak rumah sakit guna menangani pengobatan para korban kecelakaan tersebut,” tutup Bobirus dalam rilis tersebut.

 

Pada tanggal 21 April lalu, Vanny Tekege dan Ike Tekege (keduanya bersaudara dan duduk di bangku kelas tiga), Ana Maria Warwani, Maria Giryar, Agustina Sarewo, Nelci Pondayar dan Novita Yaram (kelimanya duduk di bangku kelas enam) sedang berteduh di bawah pohon dekat sekolah mereka. Tiba-tiba, satu mobil berkecepatan tinggi melaju dan menyerempet tujuh siswi ini. Akibatnya, tujuh siswi ini terluka. Salah satu dari mereka bahkan mengalami luka parah.

 

Berita ini sekaligus memverifikasi berita yang diturunkan media ini pada edisi, 23 April 2016 yang menyebutkan pelaku penyerempet diduga dalam keadaan mabuk. (Baca: Diduga Mabuk, Tujuh Murid SD Ditabrak Istri Anggota DPR Papua di Keerom)

 

 

ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

IMPPAS Ajak Semua Pihak Kawal Penerimaan CPNS 80/20 Persen OAP

0
“Kita harus menggaris bawahi dan waspada terhadap kepentingan kelompok atau elit politik tertentu yang memanfaatkan formasi ini untuk kepentingan pribadi mereka.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.