ArsipMahasiswa : Kinerja Kadis Kesehatan Intan Jaya Tidak Becus

Mahasiswa : Kinerja Kadis Kesehatan Intan Jaya Tidak Becus

Rabu 2013-02-27 14:38:30

PAPUAN, Jayapura— Mahasiswa Kabapaten Intan Jaya yang sedang mengenyam studi di Jayapura pertanyakan kinerja Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya, pasalnya dikabarkan dua bulan belakangan ini ada sekitar 15 masyarakat yang meninggal dunia karena menderita berbagai macam sakit penyakit.

"Masyarakat meninggal karena tidak dapat pelayanan kesehatan yang baik dari pihak puskesmas, dokter juga tidak ada ditempat, Kadis Kesehatan harus bertanggung jawab," ujar Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Intan Jaya, Elinus Kobogau, saat ditemui suarapapua.com, beberapa waktu lalu.

Menurut Kobogau, massa kepemimpinan Kadis Kesehatan saat ini belum ada satupun fasilitas penunjang kesehatan untuk masyarakat, sehingga wajar bila banyak masyarakat menjadi korban.

"Coba lihat saja, tidak ada rumah sakit. Masih berstatus Puskesmas. Padahal dana untuk dinas kesehatan dan dinas pendidikan lebih besar," ujar Kogobau.

Salah satu mahasiswa, Sebedeus Selegani mengaku saat ia berada di Intan Jaya, dirinya tidak menemui Kadis kesehatan sebab lebih banyak tinggal di Nabire, sehingga banyak masyarakat tidak mendapat pelayanan yang baik.

"Semua yang sakit terpaksa memilih berobat ke Nabire atau ke Timika, karena pelayanan rumah sakit jelek, dan tidak ada petugas dokter di tempat, padahal Intan Jaya sebuah Kabupaten," tegas Selegani.

Selegani meminta Bupati Kabupaten Intan Jaya dapat segera mencari solusi yang terbaik, dengan cara memanggil Kadis Kesehatan agar dapat diberikan pemahaman tentang persoalan yang sedang terjadi, dan agar dapat menjalankan tugas pokoknya dengan baik dan benar.

Bahkan, Selegani justru meminta agar Kadis Kesehatan diganti saja karena dinilai sangat tidak becus mengelolah pelayanan kesehatan di rumah sakit Sugapa.

ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Situasi Kamtibmas di PBD Butuh Sinergi Bersama

0
“Pemerintah ada karena ada masyarakat. Situasi kamtibmas saat ini sangat meresahkan masyarakat karena ada berbagai kasus seperti pencurian, begal, pemerkosaan hingga pembunuhan. Kami sangat berharap semua pihak bersama-sama mencari solusi,” ujar Ronald.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.