ArsipKNPB, PNWP dan PRD Dukung Vanuatu Bawa Masalah Papua Barat ke PBB

KNPB, PNWP dan PRD Dukung Vanuatu Bawa Masalah Papua Barat ke PBB

Minggu 2014-10-05 23:39:45

PAPUAN, Jayapura — Komite Nasional Papua Barat (KNPB) bersama Parlemen Nasional West Papua (PNWP) dan Parlemen Rakyat Daerah (PRD) menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Vanuatu sekaligus mendukung upaya Perdana Mentri Vanuatu yang telah membawa isu Papua Barat di Sidang Umum PBB pada tanggal 29 September 2014.

“Ucapan terima kasih rakyat Papua kepada pemerintah Vanuatu, telah kami lakukan usai ibadah syukuran di sekretariat KNPB Pusat pada hari Sabtu tanggal 4 Oktober 2014,” kata Sekretaris Umum KNPB, Ones Suhuniap kepada suarapapua.com, Minggu (5/10/2014).

 

Menurut Ones, usai ibadah, pihaknya membacakan pernyataan dukungan dan ucapan terima kasih KNPB, PNWP dan PRD kepada Perdana Menteri Vanuatu, Mr. Joe Natuman dan umumnya kepada masyarakat Vanuatu.

 

“Badan Pengurus KNPB Pusat, PNWP, 28 KNPB wilayah, 23 PRD dan seluruh komponen rakyat Bangsa Papua Barat dari Sorong sampai Merauke menyampaikan banyak terima kasih kepada Perdana Menteri Vanutu Mr. Joe Natuman yang telah membawa isu West Papua mengenai Hak Penentuan Nasib Sendiri di sidang tahunan PBB pada tanggal 29 September 2014,” tuturnya.

 

Dalam pada itu, Joe Natuman memberikan penghormatan terhadap Tokoh OPM, Tuan Dr. John Otto Ondowame sebagai pahlawan yang telah mengabdikan hidupnya untuk memperoleh dukungan berbagai pihak demi kebebasan rakyat Papua Barat.

 

“Ini satu sejarah baru bagi rakyat Papua Barat yang ditorehkan oleh Perdana Menteri Vanuatu, Mr. Joe Natuman dalam pidatonya di depan Majelis Umum PBB,” ujar Ones.

 

Dikatakan, ucapan terima kasih dan rasa syukur itu patut disampaikan karena pemerintah Vanuatu telah mengambil peran di kawasan Pasifik. “Komitmen mereka jelas, tetap mendukung nasib Papua Barat sampai ke tingkat kawasan sampai di forum PBB.”

 

“Bukti komitmen mereka pertama ketika Perdana Menteri Vanuatu Mr Moana Carcass Colosil mengangkat isu West Papua di Sidang Umum Tahunan PBB pada tanggal 28 September 2013 lalu,” kata Ones.

 

Selain itu, pada 4 Maret 2014 di Sidang Komisi HAM PBB di Genewa Swiss, Mr. Moana Carcasiss Colosil menyampaikan perhatian serius terhadap pemusnahan ras Melanesia di Papua Barat. Selanjutnya pada 16 Maret 2014 di Colombo Srilangka, Moana juga menyampaikan perhatiannya dalam pertemuan negara-negara persemakmuran Inggris.

 

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Pemerintah Vanuatu, para pimpinan Gereja, Tokoh-tokoh Adat, tokoh pemuda dan seluruh masyarakat Vanuatu yang telah berkomitmen untuk mendukung perjuangan Bangsa Papua Barat.

 

“Kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Vanuatu bersama pimpinan Gereja yang berinisiatif untuk memediasi Pemimpin Rakyat Papua Barat melalui simposium pada tanggal 30 November sampai 4 Desember 2014 nanti,” kata Ones.

 

KNPB dan PNWP bersama seluruh rakyat West Papua, lanjut dia, menyerukan kepada pemimpin negara-negara anggota MSG agar mengikuti jejak pemerintah Vanuatu sebagai sesama kelompok Melanesia untuk sama-sama mendorong isu Papua Barat di tingkat FIP dan PBB.

 

Ucapan terima kasih dan seruan dalam ibadah singkat yang dimulai pada pukul 13.30 – 16.00 WPB di Sekretariat KNPB Pusat, disampaikan langsung Ones Suhuniap, Eliaser Anggainggom dari PNWP wilayah Ha Anim, Muhamad Kurita, dan perwakilan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).

 

Pernyataan dukungan dan ucapan terima kasih dari Rakyat Papua Barat yang dibacakan Sekjen KNPB selanjutnya diserahkan kepada PNWP untuk ditindaklanjuti sesuai mekanisme kerja PNWP.

 

MARY

Terkini

Populer Minggu Ini:

Hari Konsumen Nasional 2024, Pertamina PNR Papua Maluku Tebar Promo Istimewa...

0
“Kami coba terus untuk mengedukasi masyarakat, termasuk para konsumen setia SPBU agar mengenal Pertamina, salah satunya dengan menggunakan aplikasi MyPertamina sebagai alat pembayaran non tunai dalam setiap transaksi BBM,” jelas Edi Mangun.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.