ArsipPNS di Dekai Minta PD Irian Bakti Cabang Wamena Salurkan Jatah Beras...

PNS di Dekai Minta PD Irian Bakti Cabang Wamena Salurkan Jatah Beras Pegawai

Kamis 2015-03-26 15:15:15

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Yahukimo mengeluh karena tidak menerima jatah beras sejak bulan Juli tahun 2014. Terakhir jatah beras yang mereka terima pada bulan Mei dan Juni 2014.

"Kami yang bermukin di Dekai, Kabupaten Yahukimo sudah sejak Juli 2014 tidak terima jatah beras, lantaran PD Irian Bakti Cabang Wamena belum mengirimkan beras ke Dekai," ungkap Amalek Mnsen, seorang PNS di Dekai Yahukimo melalui telepon seluler kepada suarapapua.com, Kamis (26/3/2015) kemarin.

 

“Sudah sembilan bulan kami (PNS) di Dekai tidak terima jatah beras. Waktu terima gaji setiap bulan kami terima DEO untuk jatah beras, tetapi beras tidak kami terima, karena memang mereka tidak salurkan ke Dekai,” lanjut Amalek.

 

Amalek juga mengatakan, sejak pihaknya tidak terima beras jatah bulan Juli 2014, sejak itu-pula pihaknya mulai membeli beras di pasar untuk makan sehari-hari.

 

"Kami kan punya jatah beras sama dengan pegawai lain, kok kenapa kami tidak diberikan jatah beras. Kan kami sudah terima DEO, itu tandanya kami harus terima jatah beras. Masa kami bertugas di Dekai, tetapi disuruh ambil beras di Wamena,” tegas Mnsen kesal lantaran harga beras yang mereka beli di pasar harganya mahal.

 

Lebih parah lagi katanya, saat kejadian rusuh antara KNPB dan Polisi beberapa hari lalu pihaknya kewalahan di Dekai, karena semua pasar dan kios tutup. “Jadi kami kesulitan dapat beras untuk makan selama 6 hari, ditambah dengan tidak adanya pesawat yang masuk.”

 

Dijelaskan, biasanya PD Irian Bakti Cabang Wamena setelah terima beras dari Bulog dikirimkan ke setiap tempat tugas, termasuk untuk pegawai di Dekai sesuai dengan peruntukannya, tetapi yang terjadi selama ini mereka layani di Wamena.

 

“Jadi terpaksa pegawai yang pergi ke Wamena untuk terima. Yang seharusnya mereka kirim beras ke daerah-daerah, karena itu sudah tugas mereka, jangan mengambil keuntungan dari biayah pengiriman itu. Pegawai yang ambil di Wamena saja keuntungan yang diambil PD Irian Bakti Wamena sudah besar sekali,” tegas Mnsen.

 

“Sebab jika kita ambil beras di Wamena kita mau kemanakan beras-beras itu. Soalnya tempat tugas kami di Dekai. Kita jual juga tidak ada keuntungan dari hasil penjualan itu. Jadi PD Irian Bakti Wamena mau tidak mau harus kirim beras ke Dekai sesuai aturan yang ada,” pungkasnya.

 

Ungkap Mnsen, beberapa tahun lalu mereka kirim beras ke Dekai melalui Timika menggunaan kapal, tetapi kapalnya sempat tenggelam.

 

Tetapi tegas Mnsen, untuk persoalan itu pihaknya tidak tahu menahu. Itu sudah menjadi urusan perusahaan. “Kami tahu hanya terimas beras ditempat tugas, karena seluruh biayah angkutan udara sudah difasilitasi pemerintah daerah,” tegasnya.

 

Untuk dua bulan terakhir, katanya, beras yang dikirim dari Wamena dengan pesawat, tetapi sekarang alasan mereka tidak bisa kirim melalui pesawat, karena mereka masih urus pesawat.

 

“Sebenarnya lewat pesawat Trigana itu bisa karena mereka ada kontrak kerja, tetapi mungkin mereka cari yang lebih murah atau apa. Pemda Yahukimo sudah baik hati fasilitasi satu kantor, satu gudang dan rumah tinggal karyawan, tetapi kantor tersebut belum perna buka, karena tidak ada beras yang disalurkan ke sana.”

 

“Kami perna tanya sama pegawai mereka di Dekai, katanya dia sudah bicara ke Wamena, tetapi mereka tidak ada respon, jadi kesalahannya ada di Wamena,” kata Mnsen menirukan peryataan karyawan Pd Irian Bakti Cabang Wamena di Dekai.

 

Ia mengakui, tidak salah jatah beras seluruh pegawai khsusu di Dekai sudah lebih dari ratusan ton yang ada di gudang PD Iriann Bakti Wamena terhitung 9 bulan ini.

 

“Saya tahu karena saya punya pengalaman kerja sejak 1997 di PD Irian Bakti Wamena dan tahun 2000 saya jadi PNS. Jadi jangan tipu-tipu sudah,” pungkasnya.

 

Selain itu, ia menyayangkan kualitas beras yang tidak layak dikonsumsi. Contohnya beras jatah bulan Mei dan Juni 2014 lalu yang dikirm dari Wamena.

 

“Beras-beras itu sudah hancur yang tidak bisa dikonsumsi manusia, karena beras sudah tidak layak, itu cocoknya dimakan babi,” ujarnya.

 

Untuk selanjutnya, kata dia, pihakya akan lapor ke Pemerintah Daerah Setempat untuk menyurati pihak PD Irian Bakti Cabang Wamena atas kondisi ini.

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

ULMWP Menyatakan Bersolidaritas dengan FLNKS dalam Perjuangan Penentuan Nasib Sendiri

0
"Kawan-kawan, ketika Anda bertahan dalam upaya mobilisasi Anda, yakinlah bahwa Anda tidak sendirian. Bersama-sama, kita melangkah maju menuju masa depan di mana suara-suara masyarakat adat bergema, dihormati, dan dihargai.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.