ArsipTiga Ruang Kelas Tergenang Banjir, Diharapkan Perhatian Pemda

Tiga Ruang Kelas Tergenang Banjir, Diharapkan Perhatian Pemda

Kamis 2013-03-21 10:27:00

PAPUAN, Sentani— Sebelum banjir melanda Kota Jayapura, termasuk Sekolah Dasar (SD) YPK Yoboi, Sentani, Papua, sekolah ini menempati enam ruang kelas, namun saat ini hanya tiga ruang kelas yang dipakai, dan tiga ruangan lainnya terendam banjir.

Hal ini disampaikan oleh Yahya Yafondoi, guru SD YPK Yoboi, di kampung Yoboi, ketika ditemui suarapapua.com, disela-sela kunjungan GMKI Cabang Kota Jayapura, Kamis (21/3/2013) siang tadi.

“Sampai saat ini perhatian pemerintah daerah cukup. Beberapa bulan lalu pemerintah telah merehap tiga ruang kelas yang kami gunakan saat ini. Dan tiga ruangan lainnya yang belum direhap itu pula yang tergenang banjir, dan sama sekali tidak bisa digunakan saat ini,” ungkap Yahya, kepada wartawan.

Karena itu, Yahya meminta pemerintah agar dapat memperhatikan kebutuhan sekolah mereka, termasuk merehap dan memperbaiki tiga ruangan lainnya yang saat ini terendam banjir.

“Saat ini kami yang mengajar hanya tiga guru, tiga guru yang lainnya tinggal di kampung ini, dan tidak bisa mengajar karena rumah mereka ikut terendam banjir, dan kami tidak bisa buat apa-apa saat ini, sebab keluarga mereka juga penting," jelasnya

Menurut Yahya, satu kebutuhan mendasar yang belum direspon pemerintah sejak sekolah SD YPK Yobai berdiri, pada tahun 1 Maret 1947, hingga saat ini adalah lapangan upacara di halaman sekolah yang belum juga di bangun.

Sekedar diketahui, jumlah siswa dari kelas satu sampai dengan kelas enam SD YPK Yoboi, sebanyak 96 dan jumlah guru yang mengajar disini berjumlah 7 guru.

ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

61 Tahun Aneksasi Bangsa Papua Telah Melahirkan Penindasan Secara Sistematis

0
“Kami mendesak tarik militer organik dan non organik dari tanah Papua dan hentikan operasi militer di atas tanah Papua. Cabut undang-undang Omnibus law, buka akses jurnalis asing dan nasional seluas-luasnya ke tanah Papua,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.