ArsipElia Loupatty Minta Pemda Jayawijaya Atur Baik Atasi Kelangkaan BBM

Elia Loupatty Minta Pemda Jayawijaya Atur Baik Atasi Kelangkaan BBM

Rabu 2015-11-11 09:13:27

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Asisten II Setda Provinsi Papua, Elia Loupatty mengatakan, persoalan kelangkaan BBM dan Sembako yang terjadi sejak tiga bulan lalu di Wamena dan umumnya Pegunungan Tengah Papua sudah ditindaklanjuti dengan memanggil operator Pertamina dan operator penerbangan untuk secara tertib atur secara baik.

Meski begitu, Elia mengaku, pesawat Trigana yang selama ini melayani, armadanya berkurang dari tiga menjadi dua dan itu yang menjadi berkurang slotnya ke Wamena.

Untuk itu, diharapkan dengan dilakukan pemanggilan ini biaya ke Wamena bisa dikembalikan ke normal.

“Misalnya BBM, itu hanya di APMS. Saya berharap Pemda Jayawijaya harus mengendalikan ini. Kalau ada yang menjual di luar APMS, ini yang menjadi harga tinggi, dan menjadi pertanyaan dari mana BBM yang mereka jual itu, karena tidak ada BBM lain selain yang dikirim oleh Pertamina,” ujarnya usai membuka rapat evaluasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan se-Provinsi Papua di Gedung Ukumiarek Asso, Wamena, Rabu (11/11/2015).

Diakuinya, BBM yang diangkut ke Wamena sudah ada subsidi yang cukup besar. Maka, kata dia, jika ada yang menjual di luar APMS, pihaknya minta segera dihentikan.

“Saya harap pak Sekda dan Bupati Jayawijaya mangatur ini secara baik, jangan ada yang jual diluar-luar karena ada undang-undangnya. Saya pikir apa yang sudah dikendalikan oleh pemerintah melalui karcis yang sudah berjalan itu sudah cukup baik. Tidak manusiawi jika dijual dengan harga tinggi, padahal dalam dunia perdagangan bisa diatur,” tutur Elia.

Mengatasi persoalan, kata dia, Pemerintah Provinsi dalam hal ini Kepala Dinas Perhubungan sedang mengurus ijin dari salah satu operator melalui Menteri Perhubungan untuk menambah satu pesawat besar untuk masuk ke Wamena.

“Lagi diusahakan apakah bisa jadi atau tidak, karena mereka baru berangkat dari minggu lalu,” jelasnya.

Pemda juga diminta mempertimbangkan pembentukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), mengingat harga barang di Jayawijaya yang sering tidak terkendali dan tim ini memang penting untuk semua kabupaten kota di Papua.

Soal biaya timbangan per kilo dari Sentani ke Wamena, kata Elia, bagian itu bisa dihitung, tetapi jangan terlalu kelebihan menaikan harga barang yang tidak sewajarnya.

Sementara untuk kuota BBM untuk Jayawijaya yang belum ditambah sejak tahun 2002, menurutnya, BBM cukup tersedia di Pertamina, soalnya sekarang hanya di penerbangan.

“Memang kesulitanya di penerbangan, karena tidak mudah naikan BBM di atas pesawat. Di dunia ini mungkin hanya ke Wamena muat BBM dalam pesawat. Di dunia lain tidak ada itu,” ujar Elia.

Sebelumnya, DPRD Jayawijaya bersama stakeholder telah melakukan dialog terkait kelangkaan BBM dan tingginya harga Sembako di Jayawijaya.

Saat dialog itu telah ditemukan persoalannya adalah tingginya biaya timbangan dari Jayapura ke Wamena.

Seperti diakui pemasok yang juga pemilik toko Himalaya I Wamena.

“Istilahnya, jika ada pemasok yang sudah bayar mahal, ya kita yang bayar Rp8.800-Rp12.000 tidak dinaikan. Nanti yang dinaikan duluan yang bayar diatas harga tadi. Saya punya barang sudah satu bulan belum naik, karena bayar murah,” bebernya.

Editor: Mary

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.