BeritaThinus Bahabol Terkendala Pasarkan Souvenir Yahukimo

Thinus Bahabol Terkendala Pasarkan Souvenir Yahukimo

DEKAI, SUARAPAPUA.com — Usaha kerajinan tangan (handy crafts) berbagai jenis alat tradisional Papua yang dikembangkan anak-anak muda asal kabupaten Yahukimo selalu ramai dikunjungi orang meski dipasarkan di tempat yang tak layak.

Thinus Bahabol, manajer souvenir Yahukimo, mengaku terkendala dengan tempat untuk memasarkan aneka souvenir tradisional Papua khas Yahukimo.

“Begini sudah, kami terpaksa jual di pinggiran jalan. Sebenarnya kami mau pasarkan dari tempat yang bagus. Tetapi belum ada perhatian (dari pemerintah daerah),” kata Thinus saat ditemui suarapapua.com di tempat usahanya, Jl. Kolufak, Dekai, Yahukimo, Kamis (5/11/2020) siang.

Di tempat usaha itu ia dan teman-temannya memajang berbagai kerajinan tangan lokal. Ini bertujuan melestarikan alat-alat budaya berupa hiasan kepala, noken, gelang, kalung, dan lainnya.

Baca Juga:  Penyebutan Rumput Mei Dalam Festival di Wamena Mendapat Tanggapan Negatif

“Di sini ada alat-alat budaya dari Yahukimo,” kata Thinus.

Ia menjelaskan, bahan-bahan kerajinan itu berasal dari distrik dan kampung di kabupaten Yahukimo. Beberapa lainnya dari luar Yahukimo.

“Umumnya Papua, khusus dari 51 distrik dan 517 kampung di Yahukimo kami pesan baru didatangkan, seperti bulu ayam, bulu Kasuari, taring babi, Cenderawasih, dan noken. Ini semua dari Yahukimo. Kalau bia laut itu memang dari pantai,” jelasnya.

Niat kembangkan usahanya masih terkendala, sehingga ia berharap adanya perhatian dari pemerintah supaya karya handy crafts bisa dipasarkan dari tempat yang layak.

Baca Juga:  Hujan di Sorong, Ruas Jalan dan Pemukiman Warga Tergenang Air

“Usaha souvenir ini masalahnya bagaimana kembangkan dan besarkan. Kalau bisa pemerintah ijinkan saya untuk masuk di ruko,” pinta Thinus.

Lais Bahabol, anggota pengrajin, menjelaskan, beberapa waktu lalu sempat ajukan permohonan ke pemerintah daerah melalui instansi teknis, tetapi masih belum direspons.

“Pemerintah harus serius perhatikan anak-anak yang punya semangat untuk kembangkan usaha apapun, termasuk kerajinan tangan ini,” katanya.

“Kami perlu lestarikan alat-alat tradisional Papua khususnya dari Yahukimo. Tetapi sementara jualnya dari tempat seperti ini. Kalau kedepan pemerintah perhatikan, kami akan jual di tempat yang bagus,” harap Lais.

Baca Juga:  Aksi Hari Aneksasi di Manokwari Dihadang Aparat, Pernyataan Dibacakan di Jalan

Sambil menunggu respons pemerintah daerah, Thinus merasa sangat tersanjung dikunjungi Kapolda Papua beberapa waktu lalu.

Thinus berterimakasih kepada Kapolda Papua yang sempat mengunjungi sambil memberikan bantuan berupa modal awal.

“Kapolda Papua datang ke tempat yang sederhana ini dan kasih bantuan melalui jualan saya. Itu jadi modal saya. Dan, saya sampaikan terima kasih kepada bapak Kapolda.”

Ucapan sama juga kepada masyarakat Yahukimo yang tiap hari kunjungi sekaligus mereka beli. “Semua menjadi motivasi bagi saya untuk saya harus berkembang,” kata Thinus.

Pewarta: Atamus Kepno
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

61 Tahun Aneksasi Bangsa Papua Telah Melahirkan Penindasan Secara Sistematis

0
“Kami mendesak tarik militer organik dan non organik dari tanah Papua dan hentikan operasi militer di atas tanah Papua. Cabut undang-undang Omnibus law, buka akses jurnalis asing dan nasional seluas-luasnya ke tanah Papua,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.