BEM Uncen Desak Negara Tarik Militer Non Organik dari  Papua

0
923

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com  — Ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)  Universitas Cenderawasih, Yops Itlay mendesak Negara menarik seluruh pasukan militer non organic dari Tanah Papua.

Pernyataan ini disampaikan Yops Itlay kepada suarapapua,com di Jayapura, saat dihubungi melalui telepon genggam pada selasa 21 november 2021.

Itlay menjelaskan pemerintah pusat segera mencabut militer non organik yang dikirim dengan tujuan untuk menjaga kedamaian di Papua.

“Banyak pasukan yang dikirim ke papua ini tujuannya untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di tanah papua tetapi kenyataan yang terjadi, masalah semakin jadi-jadi artinya tidak ada penyelesaian tetapi semakin bertambah, maka itu kami meminta tidak harus lagi ada penambahan militer Non-organik,” tegasnya.

Menurut Itlay bicara tentang perdamaian dan kedamaian di papua tidak harus dengan pendekatan militer.

ads
Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

“karena orang papua ini punya memoriapasionis yang memang sudah menjadi ingatan yang tak terlupakan. Sehingga apapun yang dilakukan untuk penyelesaian dengan pendekatan apapun tidak akan tercapai. Karena orang papua memandang militer itu bukan bagian dari menjaga keamanan tetapi, orang papua memandang mereka itu sebagai musuh,” katanya.

Itlay menyarankan agar Negara mengedepankan pendekatan Humanis, baik dari sisi antropologis, sosiologis, serta karakteristik orang papua ini harus dipahami dulu.

“Kemudian melakukan pendekatan untuk mencari solusi kedamaian di papua itu seperti apa. Tidak becus kalau kita melakukan pendekatan dengan militer non organik saja,” kata Itlay.

Itlay mengatakan pasukan organik yang ada di papua itu sudah cukup. Yang terpenting adalah mencari formula baru dengan menguatkan kekuatan militer organik yang ada.

Baca Juga:  Komnas HAM RI Didesak Selidiki Kasus Penyiksaan Warga Sipil Papua di Puncak

“Pasukan organik yang ada di papua ini sebetulnya sudah cukup, tidak perlu lagi menambah pasukan dari luar. Karena kehadiran militer non organik sebetulnya membuat orang papua semakin tidak nyaman dengan kehadiran mereka. Dengan demikian tidak perlu lagi membangun pos-pos berdekatan di daerah yang satu dengan yang lain itu tidak perlu lagi,” harapnya.

Sementara itu, Peneliti Imparsial Hussein Ahmad meminta pemerintah mengeluarkan kebijakan menarik seluruh pasukan TNI non-organik yang berasal dari luar Papua guna meredam kekerasan yang kerap terjadi di Papua selama ini.

“Kebijakan ini harus dibuktikan dengan menarik seluruh pasukan TNI Non Organik yang berasal dari luar Papua untuk mengurai eskalasi kekerasan yang terjadi,” kata Hussein seperti dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (15/6/2021).

Baca Juga:  MRP dan DPRP Fraksi Otsus se-Tanah Papua Minta Jokowi Terbitkan Perppu Hak Politik OAP

Menurutnya yang dibutuhkan saat ini adalah upaya meredam kekerasan dan menciptakan  ‘jeda kemanusiaan’ di Papua. Salah satu cara adalah menghentikan kontak senjata antara pemerintah dengan KKB yang kerap terjadi belakangan ini.

Selain itu, Hussein menyebut keamanan Papua harus diserahkan aparat keamanan organik.

“Hal itu untuk memberikan kesempatan warga sipil terdampak konflik kembali ke kehidupan normal sehari-hari,” tambahnya.

Ia mengaku mengapresiasi niat pemerintah menyelesaikan masalah Papua tanpa senjata. Namun, Hussein kembali mengingatkan bahwa niat itu harus dibuktikan secara konkret di lapangan dengan sebuah kebijakan politik negara yang jelas.

“Itu sebagai upaya mencari solusi permanen atas masalah Papua secara damai dan bermartabat,” kata dia.

NB: Karya jurnalistik mahasiswa magang dari kampus Universitas Muhammadiyah Papua (UM Papua). 

REDAKSI

Artikel sebelumnyaVIDEO: Rakyat Indonesia Minta Maaf atas Kejahatan Pemerintah dan Negara kepada Rakyat Papua
Artikel berikutnyaLet the Morning Star Flag fly: Solidarity with the West Papua’s struggle for self-determination