ArsipLPMA SWAMEMO: Segera Pecat Pelaku Penembakan di Degeuwo!

LPMA SWAMEMO: Segera Pecat Pelaku Penembakan di Degeuwo!

Rabu 2012-05-23 14:30:30

Thobias mengatakan, Degeuwo bukan daerah yang memerlukan pengamanan ekstra ketat, sehingga harus dilakukan penjagaan oleh aparat dengan menurunkan Brimob Polda Papua.

“Aparat di Degeuwo bukan untuk mengamankan, tetapi untuk membunuh dan menyiksa masyarakat sipil disana, juga untuk melindungi para pencuri sumber daya alam yang  secara liar mencuri dan merampok kekayaan alam yang ada disana,” kata Thobias.

Thobias juga mengatakan, dirinya bersama masyarakat Degeuwo mendukung aksi mahasiswa Papua yang dilangsungkan di Mabes Polri, Jakarta Pusat, untuk menyikapi penembakan terhadap lima warga sipil yang dilakukan oleh aparat Brimob di Degeuwo.

Sementara itu, sekertaris umum Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya (KOMISI), Karel Kobogau mengatakan, sangat kecewa atas perbuatan tidak manusiawi yang dilakukan oleh aparat kepolisian tehadap warga sipil dengan cara menembak lima warga yang tak bersalah.

“Kami mendesak kepada pemerintah Provinsi Papua dan dinas-dinas terkait untuk mencari solusi yang baik agar masalah-masalah ini tidak terjadi lagi,” tambah Karel.

Dengan demikian, menurut Karel, salah satu solusi yang terbaik adalah menutup pertambangan liar yang selama ini beropersasi disana.

“Karena semua perusahaan yang selama ini beroperasi disana tidak memiliki ijin resmi dari institusi pemerintahan maupun masyarakat pemilik hak ulayat setempat,” tegas Karel.

Menurut Karel, KOMISI mendukung upaya yang dilakukan LPMA SWAMEMO dalam rangka menjaga dan melindungi alam dan masyarakat Papua, secara khusus di sepanjang kali  Degeuwo.

 
ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Manasseh Sogavare Mengundurkan Diri Dari Pencalonan Perdana Menteri

0
“Saya sangat menyadari tantangan yang ada dan saya tahu bahwa terkadang hal ini dapat menjadi beban dan kesepian; namun saya yakin bahwa saya terhibur dengan kebijakan yang baik yang kami miliki dan solidaritas dalam koalisi kami.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.