ArsipLagi Tolak RUU Otsus Plus, GempaR Gelar Mimbas Bebas di Kampus STIE...

Lagi Tolak RUU Otsus Plus, GempaR Gelar Mimbas Bebas di Kampus STIE Umel Mandiri

Kamis 2014-10-02 20:00:15

PAPUAN, Jayapura — Gerakan Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat Papua (GempaR), Rabu (1/10/14) kemarin, menggelar aksi mimbar bebas di depan gapura pintu masuk Kampus Umel Mandiri, Kotaraja, Papua, menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang Otsus Plus yang diperjuangkan pemerintah Papua.

“Dengan mengabaikan tuntutan rakyat di tanah Papua, Lukas Enembe dan kroni-kroninya tetap tancap gas untuk meloloskan draf RUU Otsus Plus, kami dengan tegas menolaknya,” ujar Samuel Wamsiwor, mahasiswa Fisip Uncen, dalam orasinya.

 

Menurut Samuel, dalam tahapan pembahasaan, telah jelas-jelas mendapatkan penolakan keras dari rakyat Papua, bahkan lembaga kultural masyarakat asli Papua, Majelis Rakyat Papua (MRP) sendiri dalam evaluasi Otsus versi Orang Asli Papua (OAP) pada 24-27 Juli 2013 telah menolaknya.

 

“Mereka menyatakan penolakannya dengan merekomendasikan dua hal pertama, membuka ruang untuk dialog antara rakyat Papua dengan pemerintah pusat yang dimediasi oleh pihak ketiga netral dan dilaksanakan di tempat yang netral pula.”

 

"Kedua, Undang-undang nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua tidak boleh diamandemen sebelum melakukan Dialog Jakarta-Papua sebagaimana disebutkan pada point (1) rekomendasi, itu yang menjadi tuntutan rakyat Papua,” ujar Samuel.

 

Lanjut Samuel, hasil rekomendasi telah jelas-jelas diabaikan oleh Lukas Enembe dan kroni-kroninya dan yang lebih aneh lagi, segelintir anggota MRP, termasuk ketuanya Timotius Murib, balik mendukung dengan membuat pernyataan di media massa yang jelas-jelas berlawanan dengan tuntutan rakyat Papua saat evaluasi Otsus.

 

Sementara itu, Daniel Kosamah, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Muhammadiyah Jayapura, dalam orasinya mengatakan, semua birokrat tengah menunjukan sikap dukungan terhadap RUU Otsus Plus dan lupa terhadap tuntutan masyarakat Papua yang paling subtansial yakni menolak RUU Otsus Plus.

 

“Kami ingin sampaikan kepada pemerintah untuk tidak melanjutkan proses penyusunan dan pengesahannya RUU ini, dan harus melihat gejolak politik yang terjadi di atas tanah Papua. Dan juga tidak menggunakan tindakan radikal serta menjual diri dengan kata "Papua Merdeka" dalam memuluskan niat jahat dan ambisi busuknya.”

 

“Pernyataan Gubernur pada aksi mahasiswa (04/11/2013) lalu, yang mengatakan bahwa ia adalah Gubernur NKRI, tapi yang aneh dan memalukan kenapa terus menerus mengancam Jakarta dengan kata Papua Mereka,” tanya Kosamah.

 

Pantauan suarapapua.com di tempat aksi mimbar bebas, mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi se-kota Jayapura hadir untuk menyampaikan orasinya, mulai dari Kampus Umel Mandiri, Stikom Jayapura, Universitas Cenderawasih, dan beberapa kampus lainnya.

 

GempaR juga mengajak kepada mahasiswa, dosen, aktivis LSM, perempuan, tokoh Gereja, tokoh adat, pegawai negeri, wartawan, guru, pelajar, nelayan, petani dan seluruh rakyat Papua dan Papua Barat untuk sama-sama nyatakan sikap tolak RUU Otsus Plus versi Lukas Enembe dan kroni-kroninya.

 

AGUS PABIKA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kapolres Sorong Kota Didesak Proses Hukum Pelaku Pengeroyokan Casis Polri

0
"Akibat tindakan main hakim sendiri, saudara Zet Asikasau menderita sakit pada muka bagian depan (rahang) sebelah kiri, kepala bagian depan sebelah kiri, dan terdapat luka di bagian dada sebelah kiri, baju miliknya juga robek akibat peristiwa tersebut," jelas Ambrosius Klagilit.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.