ADVERTORIALDogiyai BahagiaDinkes Dogiyai Turunkan Tim Medis ke 18 Distrik

Dinkes Dogiyai Turunkan Tim Medis ke 18 Distrik

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Dogiyai mengirim puluhan tenaga medis ke 18 distrik, Kamis (2/9/2021). Tim medis akan melayani ibu hamil dan imunisasi bagi bayi serta pemeriksaan kesehatan masyarakat di 113 kampung selama tiga bulan.

Agustina Pigome, sekretaris Dinas Kesehatan kabupaten Dogiyai, menjelaskan, tim medis yang diturunkan ke setiap distrik dianggap cukup lengkap karena terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, juga dari kebidanan dan kesehatan masyarakat yang dimiliki instansi yang dipimpinnya.

“Tim gabungan dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan yang kami turunkan ini baru pertama kali dengan melibatkan kekuatan penuh. Petugas kami akan memberi imunisasi kepada bayi dan ibu hamil. Terus, lanjut usia (lansia) dan kepada yang sakit diberi pengobatan,” kata Pigome.

Baca Juga:  Raih Gelar Doktor, Begini Pesan Aloysius Giyai Demi Pelayanan Kesehatan di Papua

Selain itu, 40 orang tenaga medis juga telah diarahkan untuk melayani masyarakat untuk memeriksa kesehatan.

“Di setiap kampung ada pemeriksaan kondisi kesehatan supaya tahu jenis penyakit apa saja yang dialami oleh masyarakat kita. Termasuk kesehatan lingkungan. Dengan begitu kami akan mendapat data akurat dari lapangan,” jelasnya.

Pada saat pelepasan tim sweeping imunisasi di kampung-kampung yang berlangsung di halaman kantor Dinkes Dogiyai, disebutkan bahwa kegiatan pertama dimulai dari 8 kampung di dua distrik yakni distrik Mapia dan distrik Kobouge.

“Pertama-tama kita melakukan pelayanan di 8 kampung di distrik Mapia dan Kobouge, setelah itu akan lanjutkan kegiatan yang sama ke distrik lain sampai nanti berakhir pada tanggal 30 November 2021,” kata Agustina.

Baca Juga:  FI Gelar Layanan Kesehatan Mata Gratis untuk Masyarakat Sekitar Area Operasi PTFI
Kepala Dinas Kesehatan Dogiyai, dr. Daniel Lumangkun sedang menyampaikan arahan sebelum tim medis ke kampung-kampung. (Ones Bunapaibo Yobee untuk Suara Papua)

Dokter Daniel Lumangkun, kepala Dinas Kesehatan kabupaten Dogiyai, dalam arahannya memberi semangat kepada tim medis agar bekerja dengan hati melayani melayani rakyat Dogiyai di kampung-kampung.

“Kita dituntut untuk mau bekerja dengan hati melayani saudara-saudari kita di kampung-kampung. Kita kerja secara sungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat di kabupaten tercinta ini,” kata Daniel.

Selain pelayanan kesehatan, ia berharap, puluhan petugas medis yang diturunkan ke kampung-kampung bekerja mengumpulkan data-data lapangan selama bertugas. Data-data tersebut diminta dicatat dengan baik karena sangat penting sebagai bahan untuk diseriusi segera.

“Kesehatan menyangkut nyawa manusia, sehingga hal sekecil apapun didata, termasuk ketersediaan air bersih, sanitasi, gizi buruk, dan jenis penyakit yang ditemukan tim selama kegiatan pelayanan,” tuturnya sebelum melepas tim medis ke kampung-kampung.

Baca Juga:  10 Nakes Mimika Ikuti Konferensi Internasional Neurovaskular

Beberapa Kampung Sulit Dijangkau

Meskipun tim medis telah turun ke dua distrik, Agustina Pigome akui, kendala terbesar dalam kegiatan ini adalah transportasi untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.

Banyak kampung terjauh yang terletak di belakang gunung, kata Pigome, hanya bisa dijangkau dengan transportasi udara seperti distrik Sukikai Selatan, Piyaiye, Adaipe, dan distrik Mogodagi.

“Memang kesulitannya itu transportasi untuk menjangkau semua daerah. Kami berharap ada dukungan dari pemerintah daerah supaya kendala ini teratasi dengan transportasi udara karena beberapa distrik memang susah kita jangkau. Hanya bisa  dengan helikopter atau pesawat perintis, supaya tim segera ke sana,” kata Agustina.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Simamora: Penting Mengajar Anak, Tetapi Juga Pembentukan Karakter

0
"Praktekan penerapan displin positif yang telah dipelajari terhadap anak-anak. Hadapi anak-anak dulu dengan sekarang berbeda maka pendekatan pun berbeda. Contohnya, jika anak terlambat masuk sekolah, jangan langsung suruh pulang."

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.