Pemuda Gereja di Sarmi Dibekali Pengetahuan Tentang VCT

0
1213
Peserta penyuluhan dan pemateri di halaman SMA YPK Ebenhaezer Sarmi, Papua. (Ist - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Departemen Diakonia Sinode GKI di Tanah Papua melalui program STAYS, bekerja sama dengan Klasis GKI Sarmi Barat, Puskesmas Sarmi dan SMA YPK Ebenhaezer Sarmi gelar penyuluhan pentingnya voluntary counselling and testing (VCT) dalam pencegahan penularan HIV dan Aids.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan pada 30-31 Agustus 2021 di aula Kantor Klasis GKI Sarmi Barat dan aula SMA YPK Ebenhaezer Sarmi itu difokuskan kepada perwakilan orang tua siswa, guru dan para pemuda gereja GKI di Sarmi.

Program Straight Talk Among Youths in School (STAYS) sendiri adalah program yang berfokus untuk bagaimana berbicara terbuka diantara pemuda, dan remaja di sekolah tentang bahaya penyakit HIV dan Aids, penyakit menular sexual, kekerasan bebasis gender dan kesehatan reproduksi.

Baca Juga:  KPU Papua Terpaksa Ambil Alih Pleno Tingkat Kota Jayapura

Penyuluhan VCT ini dalam pencegahan penularan HIV dan Aids ini merupakan kegiatan lanjutan

Sekretaris Departemen Diakonia Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Esron Abisay menyampaikan bahwa sejak Pandemi agar tidak tertular Covid-19, semua orang diwajibkan mengikuti semua protokol kesehatan. Hal serupa juga dengan pencegahan HIV dan Aids.

ads

“Kita harus mengikuti protokol kesehatan, seperti perilaku pergaulan yang baik dan juga mendapat informasi yang benar tentang pentingnya VCT, agar kita dapat mengetahui status kesehatan kita dengan jelas. Disamping memperhatikan kesehatan kita, kita juga harus menjaga kekebalan iman agar tidak mudah jatuh ke dalam pencobaan,” kata Pdt. Esron Abisay.

Baca Juga:  Ancaman Bougainville Untuk Melewati Parlemen PNG Dalam Kebuntuan Kemerdekaan

Selain itu, ia menyampaikan terima kasih kepada dr. Quen Putri dan dr. Endah Purwaningtias, dua pemateri dari Sarmi yang telah memberikan penjelasan dengan baik kepada para peserta penyuluhan.

Dr. Quen dalam materinya kepada peserta pemuda mengakui bahwa HIV merupakan penyakit yang berbahaya, karena belum ada obat yang dapat mematikan virus tersebut. Obat ARV yang selama ini diberikan adalah merupakan supplemen untuk mendapat dan memperbaiki kekebalan tubuh ODHA, tetapi tidak mematikan virus.

Peserta penyuluhan ketika mengikuti kegiatan di aula Kantor Klasis GKI Sarmi Barat. (Ist – SP)

“Oleh sebab itu langkah awal untuk memastikan diri kita sehat dan bebas dari virus HIV adalah melalui konseling dan pengetesan secara sukarela (VCT). VCT sangat penting karena hanya melalui tes kita dapat mengetahui status kita dengan pasti, dan tidak ada cara lain,” tukas dr. Quen.

Baca Juga:  Bainimarama dan Qiliho Kembali Ke Pengadilan Tinggi Dalam Banding Kasus Korupsi

Ia juga ajak semua orang agar menjaga perilaku sex dengan tidak mengonta-ganti pasangan. Harus sadar diri. “Kalau perilaku kita tidak baik, berarti harus berubah dan segera memeriksa kesehatan kita. Jangan tunggu sampai muncul gejala-gejala baru pergi untuk memeriksa.”

Dr. Gbombo Bachongo Raymond, konsultan kesehatan di Departemen Diakonia Sinode GKI-TP dan juga sebagai koordinator program STAYS menyampaikan tujuan penyuluhan yang dilakukan kepada tiga kelompok sasaran, yaitu agar informasi tentang pentingnya VCT dapat diketahui oleh perserta kegiatan.

“Dengan harapan dapat dibagikan kepada teman-teman pemuda yang lain, anak-anak di rumah dan para siswa di sekolah,” pungkasnya.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaDinkes Dogiyai Turunkan Tim Medis ke 18 Distrik
Artikel berikutnyaKNPB Tidak Memiliki Agenda Gagalkan PON XX Papua