Tanah PapuaDomberaiMahasiswa Paniai Tolak Kehadiran Pos Militer di Bibida

Mahasiswa Paniai Tolak Kehadiran Pos Militer di Bibida

SORONG, SUARAPAPUA.com — Mahasiswa asal distrik Bibida, kabupaten Paniai, Papua, mendesak kepala distrik bersama beberapa oknum yang mengatasnamakan masyarakat adat segera mencabut surat pernyataan yang ditandatangani 15 November 2021 terkait persetujuan pembangunan pos Koramil Bibida.

Desakan itu disampaikan Jopi Zoggonau dalam diskusi bersama mahasiswa Bibida se-Indonesia yang digelar secara daring, Kamis (18/11/2021).

“Kami melihat secara nyata di beberapa daerah yang ada di wilayah pegunungan dan secara umum seluruh Papua ini, kehadiran TNI/Polri untuk mengamankan situasi, tetapi kenyataannya daerah itu bukan aman, malah terjadi konflik antara masyarakat dengan aparat keamanan. Kami generasi penerus Bibida menolak dengan tegas Koramil dan Polsek di distrik Bibida. Kami tidak mau masyarakat Bibida diteror, diintimidasi dan dibunuh oleh militer. Sudah banyak bukti yang terjadi di Papua,” ujarnya.

Baca Juga:  Situasi Kamtibmas di PBD Butuh Sinergi Bersama

Fakta selama beberapa tahun terakhir menjadi alasan mahasiswa dan pelajar distrik Babida menolak dengan tegas kehadiran pos Komando Rayon Militer (Koramil) dan Kepolisian Sektor (Polsek) di distrik Bibida, kabupaten Paniai.

“Kami sangat tidak membutuhkan kehadiran TNI dan Polri di distrik Bidida. TNI Polri cukup di ibu kota kabupaten Paniai saja. Kepala distrik segera cabut pernyataannya. Itu pernyataan ilegal,” ujar Jopi.

Baca Juga:  PGGY Kebumikan Dua Jasad Pasca Ditembak Satgas ODC di Dekai

Mahasiswa Bibida juga menyoroti kebijakan sepihak pemerintah tanpa adanya persetujuan masyarakat setempat.

“Pemerintah izinkan pos-pos militer dibangun di setiap distrik itu artinya pemerintah sedang menciptakan konflik baru yang akan mengakibatkan masyarakat sipil menjadi korban,” tandasnya.

Sementara itu, Emanuel Hanau menilai pernyataan dari kepala distrik Bibida dan beberapa orang yang mengaku sebagai tokoh menyetujui kehadiran pos Koramil dan Polsek dilakukan secara sepihak tanpa persetujuan masyarakat Bibida.

Baca Juga:  Direpresif Aparat Kepolisian, Sejumlah Massa Aksi di Nabire Terluka

“Suat pernyataan itu sepihak, tidak mewakili masyarakat tujuh kampung terutama pemilik hak ulayat di distrik Bibida. Kami mahasiswa dan pelajar asal Bibida se-Indonesia menolak tegas surat tersebut. Kepala distrik harus segera tarik kembali surat itu,” tegas Hanau.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kerusuhan di Kaledonia Baru: Ketidaknyamanan Mulai Muncul Saat Bala Bantuan Tiba

0
"Pacific Elders' Voice siap membantu dalam mendorong dialog dan kemajuan untuk memastikan penyelesaian situasi yang telah berlangsung lama di Kaledonia Baru, yang mengancam perdamaian dan kemajuannya, serta memastikan keadilan bagi masyarakat Kanaky dalam upaya mereka untuk mendapatkan martabat dan hak asasi manusia."

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.