Tanah PapuaMamtaKetua Sinode Berharap Program Dalam Raker Disesuaikan di Klasis dan Jemaat

Ketua Sinode Berharap Program Dalam Raker Disesuaikan di Klasis dan Jemaat

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Badan Pekerja Sinode (BPS) GKI di Tanah Papua secara resmi menutup Rapat Kerja (Raker) I Sinode GKI di Tanah Papua yang berlangsung sejak, Senin 5 Desember 2022 hingga berakhir pada, Kamis 8 Desember 2022 di gedung Graha Sara GKI di Argapura, Kota Jayapura.

Ketua Badan Pekerja Sinode (BPS) GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu mengatakan, melalui Raker I ini, peserta dari 70 klasis GKI di seluruh tanah Papua yang telah bersama-sama mengikuti program kegiatan, tetapi juga menyangkut anggaran pendapatan dan belanja gereja tahun 2023.

“Kiranya perhatian dan tanggung jawab saudara-saudara dalam Raker ini dapat menyesuaikan di klasis-klasis, hingga di jemaat-jemaat tentang program kegiatan. Agar arah yang sama untuk mencapai tujuan bersama pada tahun 2023, yang akan nantinya kita evaluasi bersama  terkait apa yang kita kerjakan,” ujar Pdt. Mofu dalam sambutannya dihadapan 420 peserta dari 70 klasis GKI yang hadir dalam Raker I tersebut.

Baca Juga:  Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

Ketua Sinode mengingatkan kepada peserta agar kembali ke klasis masing-masing untuk rapat bersama di tingkat klasis dan jemaat, sehingga semua jemaat tanpa terkecuali ikut memberi perhatian terhadap rencana dan anggaran yang telah ditetapkan bersama di dalam Raker.

Oleh sebab itu Badan Pekerja Sinode GKI berharap kepada semua peserta Raker I agar apa yang dibicarakan dalam Raker ini untuk diselesaikan pada tahun 2023 – tidak menunda untuk dilanjutkan pada tahun berikutnya.

“Jangan bawa [program dan kegiatan] ke tahun depannya lagi. Contoh, data base yang kita kerjakan harus diselesaikan tahun 2023, dan jangan bawa lagi ke tahun depannya lagi. Sama juga dengan data aset untuk tidak ditunda lagi.”

Baca Juga:  Polda Papua Diminta Evaluasi Penanganan Aksi Demo di Nabire

Selain itu, Ketua Sinode juga mengingatkan kepada badan pekerja klasis agar mengevaluasi pendeta dan pelayan di wilayah pelayanan yang ada, terutama soal gaji. Sebab katanya, untuk ke depan bagi para pelayan yang tidak memberi kontribusi pastinya akan dievaluasi.

Terutama soal gaji, dimana penyetorannya dengan nilai tertentu, maka akan diberi gaji sesuai dengan nilai setoran yang disetor kepada sinode.

Ketua Sinode juga menyampaikan mengenai perekrutan tenaga pelayan, dimana pihaknya akan merekrut 400 pelayan. Namun menurutnya, mereka yang direkrut tidak langsung diangkat menjadi pegawai gereja, melainkan terlebih dahulu ditempatkan di tempat pelayanan. Hal ini akan disesuaikan dengan kebutuhan pelayan yang dibutuhkan oleh setiap klasis.

Baca Juga:  AJI, PWI, AWP dan Advokat Kecam Tindakan Polisi Terhadap Empat Jurnalis di Nabire

“Tetapi juga badan pekerja klasis harus mengontrol betul para pelayan di masing-masing klasis. Para pelayan harus tinggal dengan jemaat di pastori jemaat. Hal ini didapati di sekitar sini [Jayapura]. BPK juga perhatikan pekerjaan di kantor klasis. Tidak lagi berkantor di rumah-rumah, tetapi harus berkantor di kantor klasis sebagai pusat pengendali pelayanan,” tukasnya.

Ia lalu mengapresiasi peserta Raker yang dengan setia dan serius mengikuti Raker dari hari pertama hingga hari terkahir ini. Dimana kali ini ada peningkatan dari peserta dalam mengikuti Raker, dari pada lima tahun lalu.

Pendeta Yohan Wally, Ketua Panitia Raker I Sinode GKI di Tanah Papua menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta yang dengan setia mengikuti Raker sejak hari pertama hingga terakhir.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

JDP: Pemindahan Makam Dortheys Eluay Harus Berpikir Bijak Dengan Kepala Dingin

0
“Saya kira JDP pasti akan ikut mendukung segenap upaya damai yang dilakukan oleh segenap pihak demi menjaga Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua dan seluruh Tanah Papua agar selalu damai dan tenteram dari hanya sekedar memindahkan makam Pemimpin Besar Rakyat Papua Theys Hiyo Eluay tersebut.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.