ArsipIni Kronologi Ricuh di Sugapa yang Berujung Aksi Koboi Anggota Brimob Polda...

Ini Kronologi Ricuh di Sugapa yang Berujung Aksi Koboi Anggota Brimob Polda Papua

Jumat 2014-10-03 09:06:00

PAPUAN, Jayapura — Terkait insiden di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua, yang menyebabkan Seprianus Japugau (22) kena luka tembak, dan Benyamin Agimbau (30) luka parah karena dipukul popor senjata oleh anggota Brimob Polda Papua, media ini berusaha mengkonfirmasi ke beberapa saksi mata yang melihat insiden tersebut.

Peristiwa yang berlangsung, pada 29 September 2014, sekitar pukul 17.00 WIT, di lapangan Sepak Bola Yokatapa ini juga menyebabkan dua anggota Brimob terluka. Dikabarkan, kini keempat korban sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, Papua.

 

Dari pemberitaan berbagai media di Papua, dan luar Papua, penembakan dilakukan karena anggota Brimob dihadang dan dipukul oleh sekelompok pemuda yang ada di lapangan sepak bola.

 

“Seolah-olah masyarakat sipil di Intan Jaya yang salah. Orang gila sekalipun, kalau ada yang tidak berbuat salah, tidak mungkin memukul, semua ada sebab akibat, apalagi selama ini Intan Jaya dikenal sebagai daerah yang aman.”

 

“Dari informasi yang kami dapatkan, Brimob memang bikin masalah, sehingga pemuda tegur dia, dan dia datang bawa rombongan, dan asal tembak saja secara bruta di lapangan, sehingga masyarakat terluka,” tegas Nolianus Kobogau, salah satu tokoh pemuda dari Intan Jaya.

 

Berikut ini kronologi lengkap yang disampaikan oleh dua warga Intan Jaya, Adolopinus Sondegau dan Penehas Wandagau, via telepon seluler kepada media ini, Kamis (02/10/2014) malam, dari Sugapa.

 

Pada Senin 29 September 2014, pukul 14.00 WIT atau jam 2 sore, seorang pemuda atas nama Henik Sani (HS) mengendarai motor dari Desa Mamba menuju ke Desa Yokatapa, dengan tujuan foto coppy berkas-berkas ijazah saudaranya.

 

Dalam perjalanan, HS diikuti oleh seorang anggota Brimob yang juga mengendarai sepeda motor. Anggota Brimob tersebut berulang kali "mencari gara-gara" alias menggangu perjalan HS dengan memainkan gas motor disamping HS, menghadap di depan motor HS, bahkan berusaha menabrak HS yang tidak begitu mahir mengendarai motor. 

 

HS merasa sangat takut, karena bisa mengancam nyawanya jika ia jatuh, atau ditabrak oleh anggota Brimob tadi. Apalagi, jalan yang ditempuh HS berbatuan, dan dapat celaka jika tidak terkontrol.

Karena melihat tingkah laku anggota Brimob itu, HS berhenti dengan motornya di depan Kantor Komando Rayon Militer (Koramil) Sugapa, yang terletak di Distrik Sugapa, dan berjarak sekitar 500 meter dari lapangan sepak bola Yokatapa. 

 

Di depan Koramil, ada sebuah kios tempat foto coppy, sehingga HS foto coppy berkas-berkas yang ia perlukan, lalu dibawa kembali ke Mamba untuk diserahkan kepada saudaranya.

 

Sorenya, HS kembali lagi ke Yokatapa, untuk mengikuti pertandingan sepak bola yang digelar di lapangan, yang jaraknya tidak jauh juga dengan pasar rakyat.

 

Sementara HS dan puluhan pemuda lainnya sedang asyik bermain sepak bola, anggota Brimob yang mencari gara-gara alias membahayakan nyawa HS tadi lewat di jalan dengan mengendarai motor yang sama, dan ia dengan tingkahnya masih balap-balap dan memainkan gas motor yang membuat keributan. 

 

HS langsung menyampaikan ke sejumlah pemuda di lapangan, bahwa saat ia melakukan perjalanan dari Desa Mamba ke Desa Yokatapa, anggota Brimob terus membahayakan keselamatan dirinya, dan bahkan berusaha menabrak dirinya.

 

Salah satu pemuda, Thomas Belau (TB) yang ada di lapangan langsung merespon, dengan mengajak HS mendatangi anggota Brimob tadi, dengan maksud bertanya dan menegur anggota Brimob tadi. 

 

TB meminta anggota Brimob tersebut tidak balap-balap dengan motor, apalagi ada banyak ibu-ibu dan anak-anak yang lalu lalang di jalan raya, dan dapat membahayakan nyawa banyak orang. Juga menanyakan insiden yang dialami HS.

 

“Di sini banyak orang yang cacat, tuli, bisu dan juga banyak orang yang tua-tua yang sedang menyesuaikan diri dengan kendaraan-kendaraan, karena itu mereka selalu jalan kaki, jadi kalau om bawa motor itu hati-hati,” ujar TB kepada anggota Brimob tersebut.

 

Bukannya menerima dan menelaah masukan tersebut, Anggota Brimob justru membantah dan berargumen dan membalas dengan kata-kata yang kurang sopan, dan kemudia ia mengendarai motor kembali ke markas mereka yang juga tidak jauh dari lapangan sepak bola.

 

Setelah beberapa menit kemudian, delapan anggota Brimob yang menggunakan empat motor mendatangi lapangan sepak bola, dan langsung merangsek masuk, dan memukul beberapa pemuda yang ada di lapangan dengan popor senjata tanpa dialog dan bertanya.

 

Beberapa pemuda yang panik, berusaha menghindar dan melarikan diri, beberapa pemuda lainnya melakukan aksi perlawanan untuk menyelamatkan diri dengan melempari anggota Brimob tersebut dengan batu.

 

Melihat ada pelemparan, anggota Brimob mengeluarkan tembakan ke arah kerumunan pemuda tadi, dan mengenai Seprianus Japugau (22), dan peluru bersarang di perut sebelah kanan. Beberapa pemuda lain, Benyamin Agimbau juga luka parah, tapi tidak melakukan pengobatan ke Puskesmas setempat.

 

Mendengar bunyi tembakan, beberapa anggota Brimob dan Polisi yang berada tidak jauh dari lapangan datang bergabung bersama dengan delapan teman mereka di lapangan.

 

Penuturan warga yang menyaksikan anggota Brimob yang datang pada kedua kalinya menggunakan peralatan lengkap, senjata, baju, helm, dan alat lainnya selayaknya akan berperang. Brimob kembali ke tempat mereka setelah warga menghindar dari lapangan.

 

Oleh warga setempat, Sepi Japugau dibawa ke Puskesmas, namun karena tidak memiliki perlatan medis, ia dibawa ke Nabire keesokan harinya, termasuk Benyamin Agimbau yang luka parah. 

 

Beberapa pemuda yang juga luka parah karena dipukul anggota Brimob adalah Martinus Tigau, Henik Sani, Hubertus Agimbau, dan Januaris Wodani. 

 

“Jadi, perlu kami tegaskan lagi, bahwa kronologi yang benar seperti itu, ada anggota Brimob yang buat ulah, dan membahayakan nyawa orang, bukan tanpa sebab ditegur, jadi aparat tidak boleh putar balik fakta, seakan-akan kami serang sembarang, itu tidak benar,” tegas Kobogau. 

 

Dilaporkan, kondisi berangsur normal setelah tokoh agama, adat, pemerintah, perempuan dan pemuda melakukan dialog dengan warga, juga diminta agar menahan diri, dan tidak melakukan aksi-aksi kekerasan yang dapat menghambat pembangunan.

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Forum Komunikasi Lintas Suku Asli Tambrauw mengingatkan pengurus partai politik di kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, untuk transparan dalam tahapan pendaftaran...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.