ArsipMahasiswa Papua di Bogor Butuh Perhatian Pemerintah Provinsi

Mahasiswa Papua di Bogor Butuh Perhatian Pemerintah Provinsi

Sabtu 2012-05-05 10:23:45

Zakarias juga berharap, aset-aset pemerintah Provinsi untuk mahasiswa Papua di Bogor yang masih ditahan, atau dibawah beberapa senioritas untuk segera dikembalikan.

Menurut Zakariaz, tiap tahunnya jumlah mahasiswa bertambah di asrama tersebut, namun kapasitas sudah tidak mampu untuk menampungnya, juga sudah tidak layak dihuni karena banyak kerusakan.

"Tahun ini akan ada penambahan mahasiswa lagi, dan kemungkinan bertambah menjadi 25 orang," ujar Zakarias yang juga adalah Ketua Asrama Kamasan VI.

Ricky Keiya, salah satu Mahasiswa Papua sebagai penghuni membenarkannya pernyataan Zakarias. Menurut dia, tidak pernah ada perhatian pemerintah provinsi Papua usai asrama Kamasan VI dibangun.

"Sudah tujuh tahun kami tidak mendapatkan bantuan dari Pemerinta Provinsi Papua, baik bantuan bersifat fisik maupun non-fisik. Mana hak kami sebagai Mahasiswa Papua di Asrama yang merupakan aset Provinsi?," tanya Riki.

Menurut Riki, dalam sebuah pertemuaan, mahasiswa Papua, terutama yang menghuni asrama Kamasan VI juga mengancam akan mempidanakan oknum-oknum yang selama ini mengambil hak mahasiswa di Bogor.

"Apabila ada permainan gelap yang terselubung antar pihak provinsi, mahasiswa, dan senoritas, maka kami dari pihak yang dikorbankan akan membawanya sampai pada tingkatan KPK," tegas Zakarias.

Asrama Papua, Kamasan VI Bogor merupakan aset pemerintah provinsi yang dibangun tahun 2004/2005, dan diresmikan oleh Dr. Jacobus Perviddya Solossa, mantan Gubernur Provinsi Papua.

Setelah peresmian berlangsung, Gubenur Solosa meninggal dunia di Jayapura, Papua, 19 Desember 2005. Dan di saat itulah bantuan bagi mahasiswa Papua di Bogor terhenti.

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Melaporkan Terjadi Pengungsian Internal di Paniai

0
Pengungsian internal baru-baru ini dilaporkan dari desa Komopai, Iyobada, Tegougi, Pasir Putih, Keneugi, dan Iteuwo. Para pengungsi mencari perlindungan di kota Madi dan Enarotali. Beberapa pengungsi dilaporkan pergi ke kabupaten tetangga yakni, Dogiyai, Deiyai, dan Nabire.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.