ArsipHari Aneksasi Papua, Mahasiswa Uncen Demo

Hari Aneksasi Papua, Mahasiswa Uncen Demo

Jumat 2014-05-02 14:48:15

PAPUAN, Jayapura — Peringati hari aneksasi Papua ke dalam negara Indonesia, puluhan mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Kamis (1//2014) kemarin, melakukan aksi mimbar bebas di depan Kampus Uncen Lama, Abepura, Papua.

Sejak pagi hari, mahasiswa memajang dua buah baliho di depan pintu utama Kampus Uncen. Tulisan dalam baliho tersebut bernada kecaman dan hujatan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang telah mencaplok wilayah Papua secara ilegal.

Tidak terima dengan isi tulisan di dalam baliho tersebut, sejumlah aparat masuk dan mengambil secara paksa baliho yang dipajang mahasiswa.

"Baliho yang mereka ambil ada dua, dimana baliho tersebut tercantum tulisan terkait hari aneksasi Papua,” ungkap Pelipus Robaha, dalam orasinya di depan Gapura Uncen.

Pilipus mengatakan, aksi protes yang dilakukan mahasiswa terkait Aneksasi Papua yang dilakukan oleh NKRI pada tahun 1963 hingga saat ini.

 

“Negara Indonesia telah membunuh dan menindas moyang dan masyarakat Papua saat pencaplokan Papua hingga saat ini.”

“Selama ini pemerintah pusat dan aparat salah berfikir. Kalau Pemerintah Pusat mengatakan orang Papua menjadi tuan diatas negeri sendiri itu kalau Gubernur, Bupati/Walikota itu orang Papua. Tapi maksud kami orang Papua, menjadi tuan diatas negeri sendiri adalah pisah dari NKRI,” tuturnya.

Dikatakan, tanah Papua merupakan wilayah terabaikan di negara Indonesia, padahal Provinsi Papua merupakan Provinsi terkaya dari semua Provinsi di negera Indonesia.

“Papua miskin, bodoh, terbelakang dan hal ini akan terus terjadi. Aparat keamanan harus sadar, kenapa orang Papua, apalagi mahasiswa ketika hendak melakukan aksi demontrasi selalu dipalang, tetapi jika mahasiswa Jakarta selalu saja dibiarkan.”

“Kami mahasiswa akan selalu melakukan aksi protes terhadap tindakan aparat yang selalu melakukan pelanggaran HAM di atas tanah ini,”imbuhnya.

Sementara itu, Benny Hisage, salah satu massa aksi meminta aparat segera mengembalikan baliho milik mahasiswa yang telah diambil secara paksa.

“Kami tidak punya biaya operasional, jadi jangan ambil baliho kami. Baliho itu kami cetak dengan menggunakan dana patungan kami, aparat harus tahu itu,” ujarnya.

“Kami melihat tindakan ini telah membuktikan bahwa ruang demokrasi benar-benar telah dibungkam oleh aparat keamanan. Semua gerakan ditutup rapat oleh aparat keamanan," katanya.

Pantauan suarapapua.com, puluhan aparat keamanan telah disiagakan di lokasi demonstrasi mahasiswa sejak pagi hari. Satu buah truk Dalmas, satu buah mobil Baracuda, dan beberapa mobil avanza milik Polisi diparkir tepat di depan tempat aksi mahasiswa.

MIKHA GOBAY

Terkini

Populer Minggu Ini:

Hari Konsumen Nasional 2024, Pertamina PNR Papua Maluku Tebar Promo Istimewa...

0
“Kami coba terus untuk mengedukasi masyarakat, termasuk para konsumen setia SPBU agar mengenal Pertamina, salah satunya dengan menggunakan aplikasi MyPertamina sebagai alat pembayaran non tunai dalam setiap transaksi BBM,” jelas Edi Mangun.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.