ArsipIJTI Papua Sesalkan Tindakan Oknum Anggota Polisi Yang Intimidasi Jurnalis

IJTI Papua Sesalkan Tindakan Oknum Anggota Polisi Yang Intimidasi Jurnalis

Minggu 2014-08-17 09:40:15

PAPUAN, Jayapura — Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Papua menyesalkan tindakan oknum anggota Polisi, yang melakukan intimidasi terhadap sejumlah jurnalis, saat meliput aksi demo, pada Jumat (15/8/2014) lalu, di Gapura Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, Papua.

“Kejadian ini semakin menunjukan arogansi Polisi, dan bukti bahwa oknum Polisi tersebut tidak bekerja secara profesional,” kata Ketua IJTI Papua, Richardo Hutahaean, dalam siaran pers yang dikirim kepada redaksi suarapapua.com, pagi tadi.

 

Menurut Richardo, oknum anggota Polisi yang melakukan intimidasi telah menunjukan sikap arogan, dan tidak profesional dalam menjalankan tugas di lapangan.

 

“Polisi harus bisa bedakan mana jurnalis dan mana pendemo, apalagi sudah beberapa kali Polisi melakukan tindakan arogansi kepada pekerja pers di Papua," tegas Richardo.

 

Menurut Kepala Bidang Advokasi dan Kesejahteraan IJTI Papua, Chanry Andrew Suripatty, IJTI Papua telah menerima informasi bahwa beberapa jurnalis telah diintimidasi, diantaranya Aprila Wayar dan Oktovianus Pogau, yang dilakukan Polisi saat membubarkan aksi demo mahasiswa.

 

“Jurnalis adalah mitra Polisi, karena itu tidak pantas diperlakukan demikian, apalagi dengan cara-cara arogan.”

 

“Seharusnya aparat bisa bertindak lebih soft dalam menangani demonstrasi, termasuk bisa membedakan jurnalis dan pendemo, kalau begini ceritanya sudah lain,” jelas jurnalis salah satu TV swasta di Jakarta ini.

 

Lanjut Suripatty, kejadian ini selain melanggar UU Pers, juga berdampak buruk bagi citra Kepolisian yang saat ini tengah diperbaiki.  

 

Ia berharap, pimpinan polisi di Papua bisa mengambil tindakan tegas terhadap oknum anggota Polisi yang telah melakukan intimidasi terhadap jurnalis.  

 

“Mungkin anggota Polisi yang melakukan tindak tersebut belum paham tugas jurnalis, tapi saya yakin masih banyak aparat yang baik, dan mengerti tugas pers.”

 

“Saya kira ini tindakan oknum yah, tidak serta merta dengan tindakan oknum ini semua polisi dianggap arogan. Saya percaya dan yakin, ini hanya ulah oknum, dan masih banyak di lapangan anggota-anggota Polri yang berperilaku baik," jelas pria berbadan tambun ini.

 

Sebelumnya, seperti diberitakan media ini, aparat kepolisian menangkap tujuh pendemo yang berasal dari Gerakan Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat Papua GempaR), dan menangkap dua anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB). (Baca juga: Polisi Bubarkan Aksi GempaR, Empat Mahasiswa dan Dua Anggota KNPB Ditangkap). 

 

Beberapa jurnalis yang sedang meliput aksi demo tersebut juga turut mendapat intimidasi dari aparat kepolisian agar tidak mengambil gambar. (Baca juga: Polisi Intimidasi Wartawan Saat Liput Demo di Kampus Uncen). 

 

ADMIN

Terkini

Populer Minggu Ini:

ULMWP Himbau Rakyat Papua Peringati 1 Mei Dengan Aksi Serentak

0
“ULMWP sebagai wadah koordinatif gerakan rakyat, siap bertanggung jawab penuh atas semua rangkaian aksi yang dilakukan dalam bentuk apa pun di hadapkan kolonialisme Indonesia dan dunia Internasional.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.