Minggu 2016-04-17 10:10:57
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Sejak Pakta Integritas pelarangan Minuman Keras (Miras) di Provinsi Papua diberlakukan oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe, hasilnya sangat berdampak khususnya bagi masyarakat kota Jayapura, Papua.
Yulita Matuan, salah satu mama di Waena, kota Jayapura kepada suarapapua.com mengakui, bahwa dirinya sangat senang dan mendukung kebijakan Gubernur Lukas Enembe mengenai pelarangan peredaran dan penjualan Miras di kota Jayapura.
Pasalnya, kata Mama Matuan, dengan pemberlakukan aturan ini, orang mabuk yang selama ini berkeliaran di komplek tidak nampak, sehingga ketenangan di komplek pun dirasakan.
“Iya, kami di komplek merasa nyaman, karena sudah tidak ada orang mabuk lagi. Biasanya jam-jam 10 hingga pagi hari orang banyak berkeliaran dan ribut karena mabuk, tetapi sejak aturan itu ada sudah tidak ada lagi,” ujarnya, Minggu (17/4/2015) siang tadi.
Hal serupa disampaikan Eliazer, warga kota Jayapura di jalan Yoka Pantai. Kata dia, pakta integritas pelarangan Miras ini sangat membantu pihaknya di komplek karena orang mabuk yang selama ini palang-palang sudah tidak ada.
Hal lain, kata Eliazer, dengan aturan ini, gedung Gereja sudah mulai full pada hari Minggu, karena hari Sabtu atau malam minggu orang sudah tidak konsumsi Miras.
“Ini hal positif yang saya lihat dari aturan itu, dan ini bagian dari cara bagaimana menyelamatkan orang Papua dari hal negatif. Sebabnya, saya secara pribadi sangat berterima kasih kepada bapak gubernur Enembe,” kata Eliaser mendukung upaya dari gubernur provinsi Papua.
Selain itu, Yutem, warga kota Jayapura di Abepura mengungkapkan hal senada. Katanya, sejak diberlakukan aturan ini, pihaknya sudah bisa nyaman ketika bermain internet di pusat internet Abepura.
Termasuk ketika ke Expo, Waena, ia merasa nyaman bermain internet juga di Warung Internet Telkomsel (Waringtel) belakang Kantor Seni Budaya (Museum) Provinsi Papua.
“Kami rasa nyaman, dan berharap kondisi ini tetap terjaga terus supaya aktivitas yang dilakukan di kota Jayapura bisa tanpa gangguan dari orang mabuk,” katanya.
Editor: Arnold Belau
ELISA SEKENYAP