ArsipBupati Jayawijaya Diminta Tidak Hancurkan Tatanan Budaya Orang Balim

Bupati Jayawijaya Diminta Tidak Hancurkan Tatanan Budaya Orang Balim

Selasa 2015-02-10 17:51:15

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Badan Pengurus Himpunan Mahasiswa Pelajar Jayawijaya (HMPJ) dan senioritas Mahasiswa Kabupaten Jayawijaya di kota studi Jayapura, menolak tegas pembangunan Markas Komando Brimob dan lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK), yang diusulkan Bupati Jayawijaya.

Urbanus Asso, salah satu senior mahasiswa Jayawijaya mengungkapkan, mahasiswa dengan tegas menolak rencana pembangunan Mako Brimob dan Lokalisasi seperti yang diusulkan Bupati Jayawijaya.

 

“Kami sebagai mahasiswa melihat Pemda hanya pikirkan pembangunan secara fisik, padahal ini jelas-jelas menghancurkan tatanan budaya dan adat orang Balim," kata Asso, saat memberikan keterangan pers, Selasa (10/2/2015). (Baca: Theo Hesegem: Tidak Perlu Lagi Hadirkan Brimob di Jayawijaya!).
 

Sementara itu, Melianus Asso, ketua Badan pengurus kelima Asrama Pemda Jayawijaya di Jayapura mengatakan, pembangunan lokalisasi untuk para PSK akan mendatangkan masalah yang serius bagi masyarakat Jayawijaya.

 

"Sudah jelas nanti akan merugikan masa depan anak, pemuda maupun orang tua, karena itu kami menolak pembangunannya." (Baca: Kepala Suku dan Tokoh Agama di Wamena Tolak Pembangunan Markas Brimob).

 

“Kami teman-teman dari 43 Distrik di Jayawijaya telah sepakat untuk menolak, baik rencana pembangunan mako Brimob maupun tempat lokalisasi PSK, karena itu bukan budaya orang Balim,” tutur Melianus.

 

Menurut Melianus, saat ini penyebaran penyakit HIV/AIDS di Pegunungan Tengah sangat tinggi, karena ia dibawa masuk oleh para PSK-PSK dari luar Papua yang ditularkan kepada masyarakat. (Baca: Mahasiswa Jayawijaya Tolak Pembangunan Mako Brimob di Wamena).

 

"Disana ada banyak warung reman-remang dan bar-bar, ini potensi penyakit sangat tinggi, karena itu kami tolak kalau ada lokalisasi," ujarnya lagi. (Baca: Tolak Pembangunan Mako Brimob, FSRJ Gelar Demo di Kantor DPRD Jayawijaya).

 

Melianus menambahkan, pembangunan Mako Brimob, maupun tempat lokalisasi PSK bukan bertujuan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) orang Balim, melainkan membawa kehancuran budaya. 

 

"Kami dengan tegas tolak, karena itu Bupati John Wempi Wetipo diharapkan mendengar aspirasi kami, juga aspirasi penolakan yang disampaikan masyarakat di Jayawijaya," tegas Melianus. (Baca: FSRJ: Pemda Tidak Bangun Sarana Pendidikan dan Kesehatan, Justru Bangun Mako Brimob?).

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

AGUS PABIKA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.