ArsipBenny Giay: Mubes Wilayah Adat Mee-Pago Harus Lahirkan Harapan Baru

Benny Giay: Mubes Wilayah Adat Mee-Pago Harus Lahirkan Harapan Baru

Selasa 2014-11-18 23:25:00

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) Papua, Pdt. Dr. Benny Giay menegaskan, Musyawarah Besar (Mubes) pencegahan Minuman Keras (Miras) dan penanggulangan HIV/AIDS diharapkan melahirkan harapan baru bagi rakyat bangsa Papua Barat, secara khusus di wilayah adat Mee-Pago.

“Papua bukan seperti yang dibayangkan pemerintah Indonesia, malakait maut, dan agen-agennya, tetapi Papua seperti yang kita dan leluhur kita bayangkan, saya berharap Mubes ini melahirkan harapan yang baru bagi kita,” kata Giay, saat menjadi pemateri di Gedung Gereja Katolik Kristus Raja, Siriwini, Nabire, Papua.

 

Menurut Giay, Papua hari ini dipimpin oleh Tuhan, karena itu melalui Mubes ini diharapkan rakyat bangsa Papua Barat menjadi kuat, pulih, sejahtera, dan bisa mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan diinginkan Tuhan.

 

“Semua ajaran firman Tuhan diharapkan menjadi kekuatan untuk kita melawan penyakit mematikan HIV/AIDS, dan termasuk peredaran Miras yang sangat marak di wilayah Mee-Pago,” kata Giay.

 

Menghadapi kekuatan-kekuatan yang menghancurkan umat Tuhan di tanah Papua, menurut Giay, semua orang Papua perlu bersatu padu, agar Papua tanah damai bisa segera diwujudkan.

 

“Kita punya kekuatan untuk melahirkan sukacita, damai sejahtera, dan kemenangan, karena itu perlu kita manfaatkan semua itu.”

 

“Jangan lupa juga, Tuhan sedang melihat semua orang yang sedang merencanakan kejahatan untuk kita, dan Tuhan juga sedang melihat orang-orang yang sedang rencanakan kebaikan untuk kita manusia Papua,” tegas Giay.

 

Benny juga optimis, melalui Mubes, sekiranya dapat mengingatkan umat Tuhan yang sedang mengalami bahaya kepunahan, karena itu siapapun perlu pulang ke rumah, dan melakukan refleksi secara internal, dan melakukan perubahan.

 

“Kalau anda dan saya ikut dalam Mubes ini, pulang dan sampaikan kepada orang-orang, tetangga, keluarga, dan semua orang, bahwa harus mengikuti jalan kehidupan yang baik agar terhindar dari penyakit mematikan ini.”

 

“Silakan bicara masalah ini di kampung-kampung, anak-anak, tetangga, dan mari kita rumuskan strategi yang tepat, agar pesan Mubes bisa disampaikan kepada semua pihak yang berkepentingan, terutama pemerintah daerah,” ajak Giay.

 

Sebagai salah satu pimpinan gereja, Benny juga memastikan bahwa materi tentang pencegahan Miras dan penyakit HIV/AIDS akan dijadikan mata kuliah dalam perkuliahaan di sekolah yang berada dibawah naungannya.

 

“Mata kuliah sudah pasti masuk di sekolah teologi kami. Saya juga akan sampaikan pesan moral kepada umat kami di seluruh tanah Papua tentang penyakit ini, termasuk meminta mereka memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit,” kata Giay.

 

Sementara itu, Marten Tipagau, salah satu peserta Mubes mengharapkan kesadaran dari masyarakat agar tetap terhindar dari penyakit mematika HIV/AIDS, dan tidak menjadi korban Miras.

 

“Dewan dan pemerintah hanya lahirkan regulasi dan kebijakan, termasuk dalam hal anggaran, tapi yang melaksanakan regulasi itu masyarakat, jadi tingkat kesadaran dari masyarakat tentang Miras dan penyakit HIV/AIDS ini juga sangat penting,” kata salah satu anggota DPRD Kabupaten Intan Jaya ini.

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.