Sabtu 2016-04-16 08:23:11
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Legislator Kota Jayapura, Abisai Rollo yang akrab disapa ABR mengatakan, komunikasi yang baik dan intens dari semua pemangku kepentingan di Papua adalah kunci dari implementasi Perda pelarangan minuman beralkohol dan pakta integritas yang menjadi isu hangat akhir-akhir ini.
“Semua baik adanya, hanya segala aturan yang dibuat itu kan perlu sosialisasi, perlu komunikasi antar pemangku kepentingan, sehingga apa yang akan dibuat bisa sejalan dan tidak menimbulkan polemik atau masalah baru di tengah masyarakat,” kata ABR di Kota Jayapura, Papua, Sabtu (16/4/2016).
Menurut Rollo, Perda pelarangan minuman beralkohol juga pernah digodok oleh DPRD Kota Jayapura, namun bertentangan dengan aturan ataupun undang-undang yang lebih tinggi. Sehingga dirubah dengan membuat Perda yang mengawasi dan membatasi minuman beralkohol.
“Kami juga sempat berpikir dan pertimbangkan jika benar-benar itu dilakukan, alkohol dilarang beredar pasti timbul masalah yang baru, bisa-bisa ada yang meracik minuman sendiri dan berujung pada kematian. Kan ini jadi persoalan,” katanya.
Untuk itu, ABR yang juga ondoafi di distrik Muara Tami ini menyarankan agar para pemangku kepentingan di Tanah Papua bisa duduk bersama, komunikasi hal itu agar tidak ada salah persepsi antara satu dan lainnya dengan pemberlakuan Perda pelarangan minuman beralkohol.
“Para pengusaha kan sudah punya izin dan bayar pajak, mungkin ini yang perlu diberikan waktu kepada mereka agar bagaimana menyelesaikannya dulu, baru kita terapkan. Saya pikir kalau ini kita bicara, komunikasikan dengan baik pasti ada solusinya, Pak Gubernur Lukas Enembe juga pasti memahami hal ini,” katanya.
Akhir-akhir ini, beberapa saat setelah tim gabungan dari provinsi melakukan pemusnahan minuman keras di Kota Jayapura, aksi ini kemudian mendapat tanggapan keras dari walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano. Dan memang beberapa waktu belakangan ini, pakta integritas tentang pelarangan minuman keras di provinsi Papua menjadi isu hangat karena ada yang setuju dan ada pula yang tidak.
Editor: Arnold Belau
LINCOLD ALVI
