ArsipTambang Bawah Tanah Freeport Tidak Aman

Tambang Bawah Tanah Freeport Tidak Aman

Rabu 2013-05-08 10:12:30

PAPUAN, Jayapura — Peristiwa naas yang menimpa puluhan karyawan PT Freeport Indonesia, pada Senin (13/5/2013) malam di salah satu terowongan pelatihan tambang bawah tanah, yang runtuh dinilai oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua tidak aman.

"Kejadian ini membuktikan bahwa operasi penambangan bawah tanah milik PT. Freeport tidak safety (aman,red) atau belum aman dan ini salah satu indikatornya," kata Ketua Komisi D DPRD Provinsi Papua Yan P. Mandenas, saat dihubungi media di Jayapura, pada Selasa (14/5/2013) malam.

Politisi Partai Hanura Provinsi Papua itu mengatakan, operasi tambang bawah tanah dengan melakukan explorasi seharusnya didukung oleh sejumlah infrastruktur tambang bawah tanah yang sangat memadai, penggunaan teknologi serta melihat sejauh mana dampak yang akan ditimbulkan.

"Yang saya tahu, PT. Freeport Indonesia akan menggelar operasi tambang bawah tanah secara serius dalam beberapa tahun kedepan, setelah operasi tambang terbuka dinilai sudah selesai. Dan peristiwa longsor itu bawah tanah itu seharusnya tidak perlu terjadi jika alat pendukung lainya memadai," katanya.

Dia mengutarakan, demgan terjebaknya puluhan karyawan tambang bawah tanah tersebut sudah bisa dipetik sebuah pelajaran dan pengalaman yang berharga agar kedepanya kejadian tersebut tidak terulang lagi.

"Dengan kejadian ini seharusnya PT Freeport segera evaluasi cara penambangan bawah tanah, termasuk memperhatikan keselamatan pekerjanya. Dan saya dengar rata-rata yang pekerjanya itu putra asli Papua, cepat ambil tindakan yang bijaksana," katanya.

Yan menilai, adanya pemberitaan bahwa 32 pekerja PT Freeport yang terjebak didalam terowongan tersebut, dan ada yang selamat itu telah menjadi teguran yang keras bagi persuahaan tambang emas dan tembaga terbesar di Papua dan Indonesia itu.

"Ini berita yang cukup menggemparkan dan pukulan keras bagi PT Freeport, bahwa tambang bawah tanah seharusnya diperhatikan dengan baik. Pasti ada kersuakan-kerusakan yang sangat serius dalam struktur bumi di operasi tambang bawah tanah PT. Freeport tersebut," katanya.

Untuk itu Yan tegaskan bahwa PT. Freeport Indonesia harus membuka diri mengusut kasus tersebut, libatkan pihak terkait agar peristiwa tersebut bisa cepat diatasi.

"Freeport harus terbuka investigasi masalah ini dan bertanggungjawab. Pemerintah Pusat dan Provinsi Papua serta instansi teknis terkait harus cepat sikapi masalah ini," katanya.

Di sejumlah media lokal Papua dan Nasional santer diberitakan bahwa ada puluhan karyawan PT. Freeport yang terjebak dalam suatu terowongan pelatihan tambang bawah tanah pada Senin kemarin.

Enam diantaranya berhasil ditemukan selamat beberapa jam kemudian, sementara kabar terkini ada dua karyawan yang ditemukan selamat dan empat lainya telah tewas.

Lewat Vice President Corporate Communications PT. Freeport Indonesia, Daisy Primayanti mengatakan peristiwa tersebut sudah disampaikan ke Kementrian ESDM dan pihak terkait termasuk menerjunkan tim untuk mengevakuasi pada korban tersebut.

"Terkait perkembangan bencana tersebut, PT Freeport akan berikan informasinya," kata Daisy dalam siaran persnya kemarin.

LINCOLD ALVI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.