ArsipDiduga Mabuk, Tujuh Murid SD Ditabrak Istri Anggota DPR Papua di Keerom

Diduga Mabuk, Tujuh Murid SD Ditabrak Istri Anggota DPR Papua di Keerom

Sabtu 2016-04-23 08:24:49

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Diduga kuat karena mabuk, seorang pengendara mobil di Keerom menabarak tujuh murid SD YPPK Dunumamoy Arso Kota pada tanggal 21 April 2016 sekitar 11:30 siang. Akibatnya, tujuh anak SD (korban) tersebut mengalami nasib naas saat semua orang sibuk memperingati hari Kartini.

Seorang narasumber suarapapua.com yang tidak mau disebutkan identitasnya melaporkan, di saat hampir semua perempuan sibuk merayakan hari Kartini, ada kejadian yang memilukan terjadi di Arso Kota, kabupaten Keerom, Papua. Peristiwa itu luput dari pemberitaan di media massa yang ada di Keerom maupun Jayapura.

 

Dijelaskan, ketujuh siswa itu adalah Vanny Tekege (Kelas 3) mengalami benturan di leher saat ini masih muntah-muntah, Ike Tekege (Kelas 3), terlempar dan terseret ke rumput-rumput, mengalami luka lecet, Ana Maria Warwani (Kelas 6), bahu kanan lepas, Maria Giryar (Kelas 6), tempurung lutut lepas, Agustina Sarewo (kelas 6), benturan di kepala serta masih muntah-muntah, Nelci Pondayar (Kelas 6), benturan di bahu kanan, dan Novita Yaram (Kelas 6), luka sobekan parah. Sampai saat ini masih mengalami pendarahan dan berada dalam kondisi kritis.

 

Sementara itu, Lis Noyasi, ibu guru wali kelas dari korban atas nama Novita saat dikonfirmasi suarapapua.com membenarkan kejadian itu. Kata dia, kejadiannya itu tidak jauh dari sekolah. Sepulang sekolah, karena panas mereka (korban) berteduh di bawah pohon. Lalu ada mobil yang menuju ke arah kantor bupati melaju dengan kecepatan tinggi. Tetapi mobil itu melaju tak karuan.

 

“Jadi, waktu itu ada satu anak yang sempat lihat lalu sebelum sempat beritahu ke teman-temannya yang lain, mobil sudah menyerempet mereka. Dari kejadian itu beberapa anak yang lain selain Novita, mereka dapat luka. Ada yang di bahu, lutut dan kepala,” jelasnya.

 

Lanjut Lis, “Pada saat itu saya ikut acara Kartini, jadi saya berada di sekolah. Yang mengawasi murid-murid di sekolah itu satu teman guru. Setelah kejadian baru mereka telepon dan saya kembali ke sekolah dan langsung ke rumah sakit, lalu saya dapat penjelasan dari teman guru itu.” 

 

Kata dia, setelah kejadian, mereka (tujuh murid SD – korban) dirawat di Rumah Sakit Kwaingga, Keerom. Besoknya, sempat dibawa ke Dian Harapan untuk foto.

 

“Mereka dirawat di rumah sakit Kwaingga. Mereka alami kecelakaan itu saat pulang sekolah setelah ikut UAS. Hari Jumat (kemarin) mereka semua dibawa ke RS Dian Harapan, Waena untuk melakukan foto. Setelah kembali ke Keerom, saat ini yang dirawat di rumah sakit Kwaingga hanya Novita. Yang lain sudah dirawat di rumah mereka masing-masing,” jelas Lis yang juga wali kelas dari lima siswi kelas enam ini.

 

Setelah pelaku menabrak, tidak ada upaya apa-apa yang dilakukan. Karena, menurut ibu guru Lis, pelaku langsung serahkan diri ke polisi.

 

“Untuk pelakunya, setelah dia menabrak, langsung dia serahkan diri ke polisi di Polsek. Lalu dari Polsek diarahkan ke Polres Keerom. Setelah tabrak itu, pelaku tidak bikin apa-apa. Dia langsung serahkan diri ke Polisi. Dia pake mobil Avanza warna hitam,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Kapolres Keerom, AKBP Marison Hamonangan Tober Sirait saat dikonfirmasi suarapapua.com, membenarkan adanya peristiwa itu. Katanya, polisi sedang memperdalam kasus tersebut.

 

“Benar, ada pak. Pelaku sudah kita amankan di Polres. Korban masih di rumah sakit. Kita masih dalami. Lebih jelasnya ke kantor saja. Tks,” tulisnya membalas pesan teks yang dikirim suarapapua.com.

 

Dari informasi yang dihimpun media ini, pelaku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Diduga kuat karena dipengaruhi oleh miras. Pelaku adalah istri dari salah satu anggota DPR Papua berinisial BJ.

 

 

ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Manasseh Sogavare Mengundurkan Diri Dari Pencalonan Perdana Menteri

0
“Saya sangat menyadari tantangan yang ada dan saya tahu bahwa terkadang hal ini dapat menjadi beban dan kesepian; namun saya yakin bahwa saya terhibur dengan kebijakan yang baik yang kami miliki dan solidaritas dalam koalisi kami.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.