ArsipRepatrian Ancam Kembali ke PNG

Repatrian Ancam Kembali ke PNG

Senin 2012-04-30 10:53:30

Piter menjelaskan, pada tahun 2009 mereka dipulangkan ke Keerom oleh pemerintah Indonesia setelah hidup puluhan tahun dan sudah menjadi warga negara PNG.

“Kami hidup di negara tetangga sejak lari dari Papua akibat operasi tumpas yang dilakukan militer Indonesia pada tahun 1960-an,” jelas Piter.

Menurut Piter, sebelum mereka dipulangkan ke Papua, pemerintah Indonesia melalui pemerintah provinsi Papua mengatakan bahwa Papua sudah menjadi daerah otonomi khusus dan kehidupan di Papua lebih aman.

“Tidak seperti tahun 1960-an maka kalian boleh pulang ke tanah lahir kalian di Papua,” ujar Piter menirukan ucapan salah satu orang perwakilan pemerintah Indonesia saat bertemu mereka di PNG.

Tidak hanya itu, Piter juga mengatakan, pemerintah pernah menjajikan pembangunan rumah, menyediakan lapangan kerja, memberikan pendidikan yang gratis, kesehatan yang gratis, serta menyuplai makan untuk kehidupan mereka.

Namun kenyataannya, sampai saat ini janji yang pernah diucapkan oleh pemerintah Indonesia dan pemerintah provinsi Papua sama sekali tidak pernah dipenuhi.

Dan juga, lanjut dia, pemerintah menjanjikan bahwa semuanya itu akan dipenuhi selama delapan bulan setelah sudah di Papua, tapi pada kenyataannya semua yang dijanjikan pemerintah Indonesia itu tidak terjadi.

“Kami disini hidup sangat menderita dan mendapat banyak kesulitan,”ungkapnya dengan kesal.

Karena itu, Piter mengatakan ratusan repatrian yang ada di Keerom sudah sepakat untuk meninggalkan Indonesia dan kembali ke PNG jika tidak ada jaminan yang pasti dari pemerintah Indonesia.

“Sekarang sudah tiga tahun, namum hal-hal yang pernah dijanjikan pemerintah itu tidak pernah direalisasikan, maka pilihan terakhir adalah kembali ke PNG dari pada hidup menderita disini,” tegasnya lagi.

Pada tahun 2009, sedikitnya 700 repatrian asal Papua dipulangkan oleh pemerintah Indonesia melalui Pengurus Pendukung Otonomi Khusus Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Organisasi yang memulangkan mereka didirikan oleh beberapa orang Papua, seperti Nicolas Meset, Frans Alberth Joku, Nicolas Youwe, dan termasuk beberapa Papua lainnya di Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua bentukan pemerintah Indonesia.

 

ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Hari Konsumen Nasional 2024, Pertamina PNR Papua Maluku Tebar Promo Istimewa...

0
“Kami coba terus untuk mengedukasi masyarakat, termasuk para konsumen setia SPBU agar mengenal Pertamina, salah satunya dengan menggunakan aplikasi MyPertamina sebagai alat pembayaran non tunai dalam setiap transaksi BBM,” jelas Edi Mangun.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.