ArsipMasyarakat Lanny Jaya Butuh Uluran Tangan Semua Pihak

Masyarakat Lanny Jaya Butuh Uluran Tangan Semua Pihak

Selasa 2014-08-12 12:40:30

PAPUAN, Jayapura — Baku tembak antara TPN/OPM dan aparat keamanan di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, telah mengakibatkan masyarakat mengungsi ke Wamena, dan situasi Lanny Jaya hingga saat ini belum aman.

Sekretaris Tim Peduli Kemanusiaan Lanny Jaya, Dujan Kogoya, melalui telepon seluler kepada suarapapua.com, Selasa (12/8/2014) siang, mengatakan, sedikitnya ribuan warga asal Distrik Prime dan Distrik Indawa, telah mengungsi ke tempat yang aman, dan membutuhkan uluran tangan dari semua pihak.

 

“Saat ini masyarakat Lanny Jaya terutama warga dari dua distrik yang sudah mengungsi, sangat membutuhkan uluran tangan dari semua pihak,” kata Dujan.

 

Menurutnya, kondisi warga di tempat pengungsian, sangat memprihatinkan. Selain terbatasnya ketersediaan makanan dan minuman bersih, mereka rentan terjangkit penyakit di tengah rimba.

 

“Warga di sana sangat butuh Bama (bahan makanan), sudah begitu psikologis mereka juga terganggu. Semua pihak harus memperhatikan kebutuhan mereka saat ini,” tuturnya.

 

Lebih lanjut ia menjelaskan, warga mengungsi karena harta benda, kekayaan, rumah dan honai dibakar oleh aparat keamanan sejak tanggal 28 Juli 2014.

 

“Banyak masyarakat yang trauma dengan peristiwa tersebut.”

 

Alumnus Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang ini mengungkapkan tiadanya kepedulian dan perhatian terhadap kondisi masyarakat Lanny Jaya, tak terkecuali pemerintah dan pihak terkait lainnya.

 

Sikap pemerintah yang acuh tak acuh terhadap kondisi masyarakat Lanny Jaya, kata Dujan, patut disayangkan. Sebab, mereka benar-benar membutuhkan bantuan segera.

 

“Kami sudah bentuk tim peduli kemanusiaan Lanny Jaya, sudah lakukan beberapa kegiatan. Kegiatan penggalangan dana sedang berlangsung, untuk itu kepedulian semua pihak sangat diharapkan,” kata Kogoya.

 

MARSELINO TEKEGE

Terkini

Populer Minggu Ini:

Aparat Hadang dan Represi Aksi Demo Damai Mahasiswa Papua di Bali

0
“Kondisi hari ini, rakyat Papua menghadapi situasi represif, intimidasi serta pembunuhan yang sistematis dan terstruktur oleh negara pasca otonomi khsusus diberlakukan tahun 2001. Akibatnya, konflik berkepanjangan terus terjadi yang membuat aparat TNI/Porli menuduh warga sipil dengan sembarangan,” tutunya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.