ArsipDi RSUD Abepura, Pasien Orang Asli Papua Diminta Bayar

Di RSUD Abepura, Pasien Orang Asli Papua Diminta Bayar

Selasa 2014-11-11 20:47:47

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kebijakan tentang pelayanan kesehatan gratis bagi pasien, dalam praktiknya, kerapkali dipersoalkan. Tak jarang, pasien adu mulut dengan petugas medis. Penyebabnya, disinyalir karena kurangnya sosialisasi mengenai prosedur yang diatur pemerintah.

Ike Wetipo, warga Abepura, Jayapura, Papua, merasakan langsung hal itu ketika berobat di RSUD Abepura, Minggu (9/11/2014) lalu.

 

Saat itu, Ike yakin tak akan dikenakan biaya.  Tetapi, faktanya, justru diminta bayar. Tentu saja, ia kaget mendengarnya, karena sebelumnya, Ike mengaku tidak ada biaya berobat.

 

“Ketika periksa darah di UGD, saya disuruh membayar 18 ribu rupiah. Setelah selesai berobat, saya diminta membayar lagi 100 ribu rupiah,” tuturnya kepada suarapapua.com, Selasa (11/11/2014) siang.

 

Mendengar permintaan petugas medis pada malam itu, Ike jujur menyampaikan bahwa ia tidak punya uang.

 

“Saya sudah beberapa kali berobat di sini, di klinik dan UGD, waktu itu tidak pernah bayar. Tetapi, kenapa sekarang begini? Saya bingung dengan sistem yang diberlakukan ini,” ucapnya mempertanyakan.

 

Kampanye pihak kesehatan terkait pengobatan gratis, menurut Ike, gencar dilakukan tiap hari, melalui media massa. “Katanya berobat gratis, tetapi saya orang asli Papua masih tetap membayar ini sama saja bukan gratis,” ujar Wetipo.

 

Diharapkan, jika memang ada prosedur yang harus dilalui pasien, mestinya disosialisasikan kepada masyarakat, tak cuma digembar-gemborkan dengan kampanyenya melalui media massa saja.

 

“Pemerintah harus sosialisasikan prosedurnya bagaimana, supaya orang tidak salah paham terhadap semua informasi mengenai kesehatan gratis itu,” pintanya.

 

Menanggapi keluhan ini, Kepala Bidang Respon Emergensi pada Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP), Darwin Rumbiak menjelaskan, pasien harus ikut prosedur melalui Puskesmas agar dirujuk ke RSUD untuk mendapat pelayanan kesehatan gratis.

 

“Pemerintah turunkan dana cukup besar ke setiap Puskesmas untuk pengobatan gratis, sehingga kalau memang berobat ke RSUD tanpa rujukan, maka pasien tetap harus membayar,” ujar Darwin.

 

Ia berjanji akan segera menindaklanjuti kasus ini. “Sementara saya masih di luar kota Jayapura, jadi setelah tiba, saya akan tindaklanjuti,” imbuh Rumbiak.

 

Editor: Mary

 

AGUS PABIKA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Orang Mee dan Moni Saudara, Segera Hentikan Pertikaian!

0
“Kami tegaskan, jangan terjadi permusuhan sampai konflik diantara orang Mee dan Moni. Semua masyarakat harus tenang. Jangan saling dendam. Mee dan Moni satu keluarga. Saudara dekat. Cukup, jangan lanjutkan kasus seperti ini di Nabire, dan di daerah lain pun tidak usah respons secara berlebihan. Kita segera damaikan. Kasus seperti ini jangan terulang lagi,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.