ArsipPolresta Jayapura Turunkan 350 Personil Amankan Demo Gempar

Polresta Jayapura Turunkan 350 Personil Amankan Demo Gempar

Selasa 2014-03-11 11:42:45

PAPUAN, JAYAPURA – Amankan demo Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat (GempaR), Polresta Jayapura turunkan tiga ratus lima puluh Personil di beberapa titik rawan.  Hal ini dikatakan Kapolresta Jayapura, Alfred Papare, S.Ik  kepada wartawan Seusai aksi demonstrasi, Selasa (11/3/2014) di Waena, Jayapura, Papua.

“Personil yang diturunkan untuk amakan aksi Gempar ini terdiri dari Polres, Brimob dan Polda Papua serta diback up oleh beberapa anggota TNI. Namun untuk anggota TNI mereka tidak turun dan menunggu komfirmasi dari kami jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” ungkap Papare kepada wartawan.

Kata Alfred, kami turunkan personil ini karena adik-adik GempaR, telah mensosialisasikan aksi mereka  lewat sms dan selebaran yang beredar di beberapa titik yaitu di Perumnas Tiga Waena, Uncen bawah, kampus Umel Mandiri, kampus USTJ, kampus Otow Gesler dan kamkey.

"Kami ajak teman-teman TNI untuk mengatisipasi situasi atau eskalasi yang akan terjadi, namun kita aparat keamanan berusaha supaya penaganan aksi ini tidak berujung kepada bentrok atau konflik antara mahasiswa dan aparat keamanan," ujarnya.

Sementara itu Yason Ngelia Koordinator Gempar  mengatakan penghadangan yang dilakukan oleh aparat keamanan di tempat aksi demontrasi dengan alasan yang tidak logis.

“Kami rasa pihak kepolisian melindungi pemerintah Papua dalam pembuatan RUU dan membungkam ruang demokrasi seperti sekarang ini. Kami mau longmarch saja dilarang dengan alasan menganggu jalannya Pemilu dan ketertiban umum. Selain itu Polisi juga mengklaim, aksi kami tanpa Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) yang notabenenya Polisi sendiri yang tidak terbitkan dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal,” ungkap Yason.

MIKHA GOBAY

Terkini

Populer Minggu Ini:

Orang Mee dan Moni Saudara, Segera Hentikan Pertikaian!

0
“Kami tegaskan, jangan terjadi permusuhan sampai konflik diantara orang Mee dan Moni. Semua masyarakat harus tenang. Jangan saling dendam. Mee dan Moni satu keluarga. Saudara dekat. Cukup, jangan lanjutkan kasus seperti ini di Nabire, dan di daerah lain pun tidak usah respons secara berlebihan. Kita segera damaikan. Kasus seperti ini jangan terulang lagi,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.