Senin 2014-12-01 07:46:15
DOGIYAI, SUARAPAPUA.com — Tokoh peraih penghargaan dalam Musyawarah Besar (Mubes) pencegahan Minuman Keras (Miras) dan penanggulangan HIV/ADIS di Nabire, Papua, Markus Auwe, mengatakan, masyarakat Kabupaten Dogiyai harus diselamatkan dari bahaya Miras da HIV/AIDS.
“Penghargaan itu diberikan untuk saya saja, tapi bagi seluruh masyarakat Dogiyai,†kata Auwe, tokoh penggerak pemberantas Miras di Kampung Mauwa 1 dan 2, kepada suarapapua.com, Sabtu (29/11/2014).
Â
Menurut Auwe, penghargaan itu diberikan oleh masyarakat di enam Kabupaten di wilayah adat Mee-Pago, namun saat ini harus terus bekerja dengan giat agar mendapatkan penghargaan sejati dari Allah sendiri.
Â
“Program pemerintah daerah Dogiyai, secara umum Papua harus kena konteks masyarakat setempat. Minimal dibuat agar bisa merangkul para peminum Miras, jangan hanya mengawang-awang, tetapi harus mengangkat harkat dan martabat manusia,†tegasnya.
Â
Dikatakan, gerakan pemberantasan Miras di Kampung Mauwa 1 dan 2, yang digalakan bersama sejumlah pemuda selama ini langsung menyentuh masyarakat akar rumput.
Â
“Pemerintah sama sekali tidak terlibat dalam kegiatan ini. Malah kami mendapatkan banyak tantangan, tapi kedepan pemerintah diharapkan bisa terlibat mendukung program pemberantasan ini hingga menyebar ke kampung lain di kabupaten Dogiyai,†ujar Auwe.
Â
Menurutnya, kebijaksanaan Allah bukan hanya diberikan kepada orang-orang pintar, pejabat, pemerintah, pendeta, pastor, tetapi juga kepada orang yang dianggap pemabuk, pencuri, tawanan, dan narapidana.
Â
Karena itu, kata Auwe, masyarakat kecil, maupun para peminum harus diperlakukan sebagai manusia, termasuk menghargai dan menghormati martabat dan kemanusiaan mereka.
Â
“Pemerintah harus merangkul mereka semua. Program mesti dimulai dari akar rumput, tujuannya untuk memanusiakan manusia.â€
Â
“Di kampung-kampung lain di Papua diharapkan bisa membuat program yang merangkul orang-orang yang dipinggirkan, agar mereka juga terjamah oleh kebijakan, dan kemudian bisa membangun harkat dan martabatnya sebaga manusia,†tutupnya.
Â
Editor: Oktovianus Pogau
Â
HONARATUS PIGAI