ArsipDinilai Meresahkan Warga, Mahasiswa Minta Brimob Ditarik dari Intan Jaya

Dinilai Meresahkan Warga, Mahasiswa Minta Brimob Ditarik dari Intan Jaya

Selasa 2014-10-14 15:03:15

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Intan Jaya di Kota Study Jayapura menilai, kehadiran anggota Brigadir Mobil (Brimob) di Kabupaten Intan Jaya, Papua, sangat meresahkan warga masyarakat, karena itu perlu ditarik dari Intan Jaya.

"Dulu waktu tidak ada Brimob, anggota Polisi biasa yang bertugas di Intan Jaya tidak pernah buat masalah dengan warga, apalagi tembak menembak dengan warga masyarakat, karena itu Brimob harus ditarik dari Intan Jaya," ujar Melianus Duwitau, Wakil Ketua Mahasiswa Intan Jaya, saat memberikan keterangan pers, Selasa (14/10/2014) siang.  

 

Menurut Duwitau, selama ini Intan Jaya dikenal sebagai daerah yang aman, dan aparat kepolisian sering bahu-membahu dengan masyarakat untuk menjaga situasi Intan Jaya agar lebih baik dan aman tentram.

 

Tetapi setelah anggota Brimob ditugaskan di Intan Jaya, lanjut Duwitau, sudah terbukti banyak anggota yang membuat ulah dan sangat meresahkan masyarakat Intan Jaya.

 

"Buktinya kasus yang terjadi pada tanggal 29 September 2014 lalu, dimana terjadi penembakan terhadap Seprianus Japugau, dan hari ini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire," tegasnya.

 

“Tidak hanya penembakan terhadap Seprianus, aparat Brimob juga telah menganiaya beberapa pemuda di lapangan," tegasnya.

 

Selain itu, lanjut Duwitau, kasus lain yang dibuat anggota Brimob di Intan Jaya adalah pos masih berada di Mamba, dan sering melakukan teror dan menodong masyarakat menggunakan senjata. 

 

Kasus lain, menurut Duwitau, beberapa oknum anggota Brimob pernah mengambil dan menjual bensin milik kepala Dinas Kesehatan kabupaten Intan Jaya tanpa ijin saat ia masih berada di luar Intan Jaya.

 

“Waktu itu kepala dinas kesehatan marah, dan minta agar Brimob tidak boleh bertugas di Intan Jaya, namun sampai saat ini masih ada di Intan Jaya, sangat disesalkan,” tegasnya.

 

Salmon Selegani, salah satu mahasiswa asal Intan Jaya mengatakan, terkait penembakan terhadap Seprianus Japugau, pemerintah daerah diminta ikut bertanggungjawab, karena mengijinkan Brimob ada di Sugapa.

 

"Brimob harus angkat kaki dari Intan Jaya, karena membuat keamanan dan ketertiban di Intan Jaya terganggu,” tegas Selegani, yang juga merupakan salah satu mahasiswa di Kota Jayapura ini.

 

Adapun tuntutan mahasiswa Intan Jaya di kota Jayapura, yakni, pertama, mendesak Kapolda Papua dan pemerintah Intan Jaya bertanggung jawab dalam penuntasan kasus penembakan terhadap Siprianus Japugau.

 

Kedua, mendesak kepolisian untuk memberikan hukuman terhadap anggota Brimob yang melakukan tindakan brutal, dan memecat yang bersangkutan.

 

Ketiga, mendesak Kapolda Papua untuk tarik anggota Brimob dari Intan Jaya karena keberadaan mereka sangat meresahkan masyarakat setempat.

 

"Masyarakat tanpa Brimob lebih aman, karena itu mereka harus ditarik, sebab kami duga mereka juga berbisnis di Intan Jaya," tegas Selegani. 

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

ARNOLD BELAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemkab Yahukimo dan PGGJ Diminta Perhatikan Keamanan Warga Sipil

0
"Sampai saat ini belum ada ketegasan terkait pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di sana. Tidak ada ketegasan dari pemerintah daerah Yahukimo. Kami minta untuk segera tangani.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.