ArsipDi Merauke, Bendera Merah Putih Dikibarkan Terbalik

Di Merauke, Bendera Merah Putih Dikibarkan Terbalik

Rabu 2015-11-11 08:20:11

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Satu pemandangan unik di Kelurahan Rimba Jaya, Distrik Merauke, Kabupaten Merauke, Papua, bendera Merah Putih dikibarkan terbalik. Diduga, pengibaran berlangsung sejak sebulan lalu.

Pemandangan tersebut mendapat protes dari mantan Bupati Merauke, Johanes Gluba Gebze.

“Aneh sekali, orang kibarkan bendera Merah Putih dengan posisi terbalik. Itu tidak boleh terjadi. Itu tindakan melawan negara. Itu bukti tidak menghormati kedaulatan NKRI,” ujar Gluba kepada wartawan, Selasa kemarin.

Sebagai warga negara Indonesia, ia menilai kejadian tersebut patut dipertanyakan. “Ya, karena sudah sebulan ini dibiarkan berkibar,” ujarnya.

Gluba juga mengaku ada perbincangan serius dari masyarakat karena menganggap Bupati Merauke bersama aparat keamanan terkesan masih membiarkan.

Menurut Gluba, berkibarnya Merah Putih dengan posisi terbalik, selama kurang lebih satu bulan, pertanda Pemda Merauke tidak menghormati kedaulatan Indonesia.

“Apalagi Bendera Merah Putih dipasang di tengah-tengah bersama bendera Parpol. Bendera Parpol dipasang dengan posisi baik, tetapi kenapa Bendera Merah Putih tidak,” ujarnya.

Bendera tersebut dikibarkan terbalik di posko pemenangan Romanus Mbaraka, Jln Trans Irian, Kelurahan Rimba Jaya, Distrik Merauke. Saat ini, Romanus tercatat sebagai calon petahana dalam bursa Pilkada Kabupaten Merauke tahun 2015.

Posko pemenangan terletak di tepi jalan raya yang ramai dilalui pengendara. Juga, biasa dikunjungi warga. Posko terletak di kawasan perkantoran pemerintah, kantor DPRD dan Kantor Kepolisian.

Bendera berukuran satu setengah meter, dengan tinggi sekitar 75 cm itu dipasang pada sebuah tiang kayu dan ditancapkan di tanah, depan sebuah Honai yang dijadikan pos koordinasi tim sukses Romanus Mbaraka.

Di sekitar pokso tampak pula enam bendera Parpol. Juga sebuah baliho Bupati Merauke, dan sebuah atribut kampanye, bendera ajakan memilih nomor urut 2, dipasang di situ.

Gluba mempertanyakan tiadanya tanggapan pemerintah dan aparat penegak hukum terhadap kejadian aneh ini.

“Saya tidak melihat ini ada kaitannya dengan Pilkada Merauke. Yang saya lihat, ini bisa jadi ada unsur kesengajaan dari pihak yang memasang, apalagi telah berkibar sangat lama di sana,” kata mantan Bupati Merauke selama 10 tahun itu.

Ia berharap pemerintah segera merespon turunnya Bendera Merah Putih dan menaikannya kembali dalam posisi terhormat. Bila tidak, Gluba akan melayangkan surat protes dan pengaduan kepada aparat penegak hukum.

“Jangan menganggap remeh peristiwa ini. Hormati Merah Putih, jangan hanya menghormati bendera Parpol saja,” tegasnya.

Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan dari Romanus Mbaraka dan tim pemenangannya. Konfirmasi melalui telepon seluler, gagal terhubung.

MARY

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.