Senin 2016-02-22 10:45:08
MERAUKE, SUARAPAPUA.com — Rencana pembangunan Markas Komando (Mako) Brigadir Mobil (Brimob) di Wamena selama ini disoroti masyarakat Jayawijaya dan Pegunungan Tengah Papua. Mahasiswa Universitas Ottow Geissler (UOG) Jayapura, juga menyatakan menolak.
Sikap penolakan itu terungkap ketika sejumlah mahasiswa mengajukan pertanyaan kepada Bupati Jayawijaya saat memberikan kuliah umum bertajuk “Pemuda Papua dalam menghadapi dinamika perubahan” di aula UOG Jayapura, Papua, Senin (22/2/2016) siang tadi.
Bupati Kabupaten Jayawijaya, John Wempi Wetipo dalam kuliah umum kepada ratusan mahasiswa berbicara mengenai kepemimpinan. Bagaimana seseorang menjadi pemimpin yang bertanggungjawab atas masyarakatnya.
Tetapi ketika materi tentang pemimpin berlanjut, sejumlah mahasiswa mengajukan pertanyaan seputar polemik pembangunan Mako Brimob dan rencana menghadirkan anggota Brimob pada Mei 2016.
Bupati Jayawijaya yang menjabat dua periode ini merespons dengan santai, bahwa menghadirkan Mako Brimob atau anggota Brimob itu bertujuan menjaga keamanan daerah, supaya tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan bersama seperti selama ini.
“Ya, tetapi saya heran karena yang protes-protes ini mereka tidak protes-protes Brimob yang ada di Kabupaten Lannya Jaya, Kabupaten Yalimo dan kabupaten lainnya,” kata Bupati dihadapan mahasiswa, sebagaimana disampaikan salah satu mahasiswa ketika menghubungai suarapapua.com melalui pesan elektronik siang tadi, Senin (22/2/2016).
Dalam kuliah umum itu, Bupati Wetipo membagikan 3 buah hadiah laptop sebagai door prize dan baju kaos kepada mahasiswa UOG. Termasuk ia membagikan buku karyanya yang berjudul, “Gunung versus Pantai”.
Kesempatan itu, bupati menyertakan seluruh pimpinan Kepada Satuan Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jayawijaya.
ELISA SEKENYAP
