ArsipMama-Mama Keluhkan Ketidakadaan Toilet Umum di Pasar Misi Wamena

Mama-Mama Keluhkan Ketidakadaan Toilet Umum di Pasar Misi Wamena

Rabu 2015-10-21 08:43:04

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Mama-mama penjual sayur mayur di pasar Misi Wamena, Jayawijaya, Papua, mengeluh kondisi pasar yang dibangun pemerintah baru-baru ini minim fasilitas, salah satunya toilet. Termasuk penyediaan air bersih bagi kelangsungan proses jual beli di pasar tersebut.

Paulina Matuan, salah satu penjual sayur, mengatakan, ketika mereka berjualan kesulitan mendasar adalah ketidakadaan toilet.

“Kami datang berjualan, tapi toilet tidak ada, jadi kadang kami kesulitan untuk ke WC. Ini hampir semua penjual disini rasakan,” kata mama Paulina kepada suarapapua.com baru-baru ini di Wamena.

Selain itu, kata Paulina, air bersih untuk membersihkan barang dagangan juga tidak tersedia, sehingga jika hendak membersihkan barang dagangannya harus ke kali Uwe yang jaraknya sekitar 500-600 meter.

Oleh karena itu, ia berharap, agar pemerintah menyediakan toilet yang representatif bagi penjual, sehingga bisa mendukung mama-mama dalam proses jual beli.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah untuk bangun pasar, tapi bikinkan yang lengkap boleh,” ungkapnya.

Terpisah, Onnisage Heselo mengatakan, tiadanya toilet itu memang sangat berpengaruh. “Terpaksa kami biasa ke dekat kali Uwe,” kata Onnisage kepada suarapapua.com, Rabu (21/10/2015) pagi.

Hal ini juga diakui Merlina, rekan Onnisage yang duduk di sampingnya.

Editor: Mary

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM: Januari Hingga Maret 2025 Terjadi Sebanyak 117 Korban Dari 29...

0
Sementara data kasus dan korban di kuartal pertama tahun 2024 sebanyak 29 korban dari 19 kasus. Kuartal kedua tahun 2024 lebih dari 132 korban dari 19 kasus, kuartal ketiga tahun 2024lebih dari 313 dari 33 kasus, kuartal keempat tahun 2024 lebih dari 122 korban dari 23 kasus dan kuartal pertama tahun 2025 lebih dari 117 korban dari 29 kasus.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.