ArsipSD Inpres Mulele Butuh Perhatian Dinas Dikjar

SD Inpres Mulele Butuh Perhatian Dinas Dikjar

Jumat 2016-01-28 10:56:26

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Sekolah Dasar Inpres Mulele, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, butuh perhatian dari pemerintah daerah dalam hal ini instansi teknis terkait.

Kepala SD Inpres Mulele, Suprapto, mengatakan, sejak ia memimpin sekolah ini, banyak kendala yang dialami dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM).

“Ada banyak kendala yang kami hadapi selama ini,” katanya di hadapan tim Kinerja USAID, Jurnalis Warga (JW) dan Forum Jurnalis Jayawijaya (FJJ) yang berkesempatan mengunjungi sekolah ini, Kamis (28/1/2016).

Tak hanya SD Inpres Mulele, tim juga mengunjungi beberapa SD yang ada di Kabupaten Jayawijaya. Antara lain SD Inpres Maima, dan SD Santo Stevanus Wouma.

Kunjungan ini bertujuan melihat dari dekat proses KBM, sekaligus perkembangan sekolah.

Selain Kepala Sekolah, hadir pula Komite Sekolah, orang tua wali dan para murid.

Kunjungan tim Kinerja USAID, JW dan FJJ ini dimanfaatkan Suprapto untuk menyampaikan secara jujur persoalan yang dialami di sekolah.

“Kami di sini, kekurangan sarana dan prasarana. Contohnya, kursi dan meja belajar siswa masih kurang. Satu meja biasa dipakai tiga anak meski sangat susah untuk menulis, apalagi bergerak. Juga ada banyak hal kami alami,” tuturnya.

Suprapto mengatakan, kebutuhan sekolah kurang direspon baik oleh pihak dinas terkait.

“Kami pernah laporkan, tetapi sampai saat ini belum ada yang kontrol sekolah ini,” imbuhnya.

Ia juga mengaku ada persoalan krusial yang dihadapi, yaitu sengketa tanah lokasi sekolah. “Orang-orang yang mengaku pemilik tanah selalu datang nuntut di sekolah,” ujar Suprapto.

Dalam kunjungan kali ini ditemukan persoalan lain, misalnya pemahaman guru terhadap kurikulum yang diterapkan masih kurang karena ada beberapa kurikulum. Mulai dari Kurikulum 2006, KTPS, dan Kurikulum 2013.

Meski demikian, Kepala SD St. Stevanus Wouma mengatakan, keterlibatan orang tua, guru, siswa dan masyarakat (Komite Sekolah) dalam mendukung proses KBM cukup baik.

“Hanya saja fasilitas fisik dan sarana prasarana sekolah kurang menunjang proses belajar mengajar di sini,” katanya.

Diakui, akses guru dan siswa ke sekolah menjadi salah satu hambatan tersendiri. “Memang banyak kendala, tapi ya seperti itu yang kami lalui,” ujarnya lagi.

Persoalan berikut adanya perubahan pola mendidik anak dulu dan sekarang. Selain itu, masih minimnya fasilitas penunjang guru seperti perumahan dan kendaraan.

Editor: Mary

DIUS KOGOYA

Terkini

Populer Minggu Ini:

AMAN Sorong Malamoi Gelar Musdat III di Wonosobo

0
“Kita harus berkomitmen untuk jaga dan lindungi tanah adat untuk keberlanjutan hidup generasi kita,” kata Yulius kepada suarapapua.com pada 30 April 2024.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.