Arsip25 Peserta Ikut Pembekalan Pemilihan Putra-Putri Pariwisata 2015

25 Peserta Ikut Pembekalan Pemilihan Putra-Putri Pariwisata 2015

Jumat 2015-10-02 09:27:00

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Guna memilih dan mengutus putra-putri pariwisata tahun 2015 ke tingkat provinsi di Merauke, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya melalui instansi terkait melakukan seleksi awal di gedung Ukumearik Asso, Wamena, Jumat (2/10/2015).

Lirin Ambarita, mentor penyeleksi putra-putri parawisata Jayawijaya tahun 2015 mengatakan, penyeleksian ini akan dilakukan selama tiga hari, yakni mulai dari Jumat (2/10/2015), Senin dan Selasa, sementara grand finalnya akan berlangsung Rabu (7/10/2015) mendatang.

 

“Hari ini seleksi awal yang diantaranya, pembekalan, tetapi juga pengenalan diri dan kerapian peserta. Di hari berikut akan ada pengetahuan umum, seperti politik dan budaya,” jelas Ambarita kepada suarapapua.com, sore.

 

Selain itu, lanjut dia, ada materi lain yang akan diuji dan juga diberikan kepada peserta, tetapi yang lebih utama peserta harus mengenal seluruh budaya di daerah Jayawijaya dan mampu berbahasa Inggris.

 

“Dan satu hal yang utama adalah peserta asli putra daerah,” imbuhnya.

 

Jumlah peserta, kata Ambarita, sebanyak 50 orang dari 25 pasangan putra-putri. Menurutnya, dari 25 pasangan itu akan diseleksi menjadi 10 besar dan 5 besar, sedangkan yang akan masuk grand final, sebanyak tiga pasangan.

 

“Jadi, yang akan diikutkan ke tingkat provinsi di Merauke hanya satu pasang, jika itu juara akan dikirim ke Jakarta pada event nasional,” ujarnya.

 

Kategori yang diikutkan menurutnya, ada dua kategori, yaitu kategori umum dan pelajar. Umum dari mahasiswa dan pelajar dari sejumlah SMA di Jayawijaya.

 

Sementara, panitia yang dilibatkan dalam kegiatan pemilihan putra-putri pariwisata tahun 2015 sebanyak lima orang. Empat orang dari panitia lokal dan satu orang dari luar Jayawijaya.

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Aktivitas Belajar Mengajar Mandek, Butuh Perhatian Pemda Sorong dan PT Petrogas

0
“Jika kelas jauh ini tidak aktif maka anak-anak harus menyeberang lautan ke distrik Salawati Tengah dengan perahu. Yang jelas tetap kami laporkan masalah ini sehingga anak-anak di kampung Sakarum tidak menjadi korban,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.