Rabu 2012-06-06 13:25:15
“Kami yang lolos seleksi terakhir dianggap memiliki kapasitas, kualitas dan kredebilitas di negara ini,†jawabnya kepada media ini.
Dikatakan, dalam tes ini Natalis juga sebenarnya ingin menunjukan bahwa ada putra asli Papua yang memiliki kapasitas dan kualitas intelektual di tingkat pusat.
“Saya telah menunjukan di republik Indonesia bahwa ada putra asal tanah Papua yang memiliki kualitas dan kapasitas, bahkan dalam beberapa kali tes nilai saya selalu tinggi dibanding yang lain,†jelas Natalis.
Natalis yang sehari-hari bekerja di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia menguraikan, yang mengatakan dirinya mendapat nilai tertinggi selama tes berasal langsung dari komentar ketua panitia seleksi, Prof. Dr. Jimly Asshaddiqie.
“Silakan baca koran sinar harapan edisi tanggal 28 di kolom 3, ketua pansel mengatakan bahwa walau wakil Indonesia timur sedikit, namun kualitasnya sangat-sangat baik dibanding yang lain,†tegas Natalis.
Dijelaskan juga, walau dirinya test komisioner Komnas HAM dengan KTP Jakarta, namun dirinya adalah tetap putra asli Papua dan adalah keterwakilan masyarakat Papua.
Ketika ditanya tahapan selanjutnya, Natalis yang juga penulis buku “Evolusi Nasionalime dan Sejarah Konflik Politik di Papua: Sebelum, Saat dan Sesudah Integrasi†mengatakan bahwa akan dilakukan uji kelayakan kepatuhan di Komisi III DPR RI.
“Kalau seleksi di DPR RI itu atas pilihan politis, bukan atas kualitas intelektual dan kapasitas seseorang,†katanya.
Namun, dirinya tetap mengharapkan dukungan dari berbagai pihak agar bisa lolos saat tes dii Komisi III DPR RI nanti.
Sebelumnya, ada tujuh orang wakil dari Papua yang menyalonkan diri untuk duduk di kursi pembela HAM di tingkat pusat ini, namun mereka sudah lebih dulu gugur di tahap II.
OKTOVIANUS POGAU
