Jumat 2015-01-16 15:26:15
WAMENA, SUARAPAPUA.com — Ketua Jaringan Advokasi Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua, Theo Hesegem menilai, adat dan gereja seharusnya mengambil peran dalam penyelesaian konflik sosial antara warga Kurima-Woma dan Asolokobal-Asotipo, beberapa waktu lalu.
"Mestinya adat dan gereja sebagai lembaga pelindung masyarakat harus mengambil peran disitu, supaya konflik tersebut tidak terkesan lambat penyelesaiannya," kata Hasegem, kepada suarapapua.com, Jumat (16/1/2015) siang.
Â
Menurut Theo, Lembaga Masyarakat Adat (LMA) sebagai lembaga adat yang mengerti tatanan budaya masyarakat Wamena, harusnya segera turun tangan saat konflik antara warga itu terjadi. (Baca: Konflik Antar Suku di Wamena, 3 Orang Tewas dan 70 Luka-luka).
Â
“Namun LMA tidak memainkan perannya sebagai Lembaga adat, padahal ini perang suku. Bahkan sampai proses penyelesaian tidak ada keterlibatan LMA,†ujarnya.
Â
Selain LMA, kata Theo, gereja yang nyata-nyata memiliki umat di antara kedua wilayah dari kedua belah pihak juga terkesan menghiraukan perang suku tersebut. “Padahal perang itu terjadi pada saat suasana Natal,†kata Theo.
Â
Theo mengharapkan, dengan adanya kesepakatan damai yang dibuat pada tanggal 9 Januari 2015, kedua belah pihak yang bertikai untuk tetap menghargai keputusan damai sebagaimana yang dimuat dalam pernyataan sikap.
Â
Juga diharapkan, peran LMA dan gereja tidak terlepas dari pertikaian seperti ini. “Jika ada perang seperti ini, kami harap, supaya LMA dan gereja perperan penting untuk menyelesaikannya,†harap Theo.
Â
Sebelumnya, Kapolres Jayawijaya, AKBP. Adolf Beay, SE mengakui, penyelesaian perang itu telah dilakukan. Dalam penyelesaian itu dibuat pernyataan bahwa tidak akan terjadi kejadian serupah di kemudian hari.
Â
Juga disepakati oleh kedua belah pihak, tidak ada pembayaran denda bagi korban dalam konflik tersebut. (Baca: Kapolres Jayawijaya: Perang Antar Warga Kurima dan Asolokobal Sudah Diselesaikan).
Â
“Ya, sudah dilakukan penyelesaian dengan surat peryataan antara kedua belah pihak. Dan diselesaikan tanpa pembayaran dari kedua belah pihak bagi korban perang,†ujar Beay.
Â
Kapolres juga menegaskan, konflik ini berawal akibat orang mabuk yang mengakibatkan kecelakaan, maka diharapkan supaya jika dalam keadaan mabuk dilarang mengendarai kendaraan.
Â
Editor: Oktovianus Pogau
Â
ELISA SEKENYAP